Proposal Brexit Ditolak 3 Kali, Poundsterling Kalem Saja

Mata uang poundsterling Inggris mengawali perdagangan pada awal April ini (1/4/2019) dengan pelemahan, meskipun tidak mengalami gejolak berarti seperti akhir perdagangan Maret lalu.

Pada Senin ini pukul 8:14 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,3923, tidak jauh beda dari penutupan perdagangan Jumat (29/3/19) di level US$ 1,3028, mengutip kuotasi MetaTrader 5.

Kembali ditolaknya proposal keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) yang diajukan Perdana Menteri Theresa May oleh Parlemen Inggris pada Jumat waktu setempat tidak banyak membuat poundsterling bergejolak.

Hal ini tidak lepas dari prediksi pelaku pasar yang sudah melihat proposal tersebut pasti akan ditolak. Ini berarti PM May hattrick alias tiga kali gagal mendapatkan dukungan parlemen.

Sebelumnya partai koalisi pemerintah Inggris Democratic Unionist Party, menyatakan tetap akan menolak proposal tersebut.

Selain itu salah satu elit Partai Konservatif, di mana Theresa May adalah ketuanya, juga menyatakan akan memilih tidak mendukung proposal tersebut saat voting nanti.

Jika melihat kesepakatan dengan Uni Eropa, kegagalan mendapat dukungan parlemen pada voting pekan lalu membuat Inggris harus keluar dari Uni Eropa pada 12 April.

Namun dinamika politik di Inggris masih terus berlanjut, dan pihak Uni Eropa belum mengeluarkan komentar lebih lanjut merespons hasil voting tersebut.

Parlemen Inggris kini sedang berupaya kembali membuat proposal alternatif Brexit yang rencananya akan di-voting pada Senin waktu setempat.

Sebagai informasi, pada Rabu (27/3/19) pekan lalu, Parlemen Inggris membuat delapan proposal alternatif namun tidak satupun yang berhasil meraih suara mayoritas saat voting.

Sementara itu dari sisi Pemerintah Inggris, PM May dikabarkan akan berusaha mengajukan kembali mengajukan voting ke-empat.

Mengutip CNN, meski Pemerintah Inggris belum berkomentar mengenai voting ke-empat tersebut namun salah satu elit Partai Konservatif, Brandon Lewis, tidak mengesampingkan kemungkinan hal tersebut. Lewis mengatakan Parlemen Inggris harus melihat berbagai pilihan yang ada mengingat deadline 12 April yang semakin dekat.

Kelanjutan dinamika politik yang terjadi masih akan terus mempengaruhi pergerakan poundsterling. Selama belum ada kepastian seperti apa Brexit nantinya dilakukan, mata uang negeri Ratu Elizabeth ini terlihat sulit untuk menguat.

 

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Investasi Kontan

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *