Perjalanan Prisia Nasution Selama Jadi Sutradara Film

Lama menjadi artis peran, Prisia Nasution mengembangkan sayapnya sebagai sutradara dalam setahun terakhir. Prisia segera merilis film pertamanya yang berjudul Melukis Luka.

Film itu berlatar sisa luka Tragedi Mei 1998 di kawasan Glodok, Jakarta Barat dan akan tayang di Jakarta World Cinema Week (JWCW) 2023. Ia melalui berbagai proses mulai dari ketidaksengajaan menemukan ide untuk membuat film tersebut hingga memberikan perlakuan bagi aktor dan aktrisnya. Pengalaman tersebut dibagikan di sela-sela konferensi pers JWCW 2023.

Ide itu muncul ketika Prisia sedang berjalan-jalan di kawasan Glodok. bangunan-bangunan yang telah usang dan hanya ditinggali orang-orang tua membuatnya penasaran.

“Banyak rumah-rumah, gedung-gedung yang dulunya pasti bagus deh, dulunya pasti orang kaya deh apalagi tinggalnya di tengah kota,” kata Prisia Nasution di CGV FX Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (19/10/2023).

Perempuan kelahiran tahun 1984 ini merasa terdapat banyak luka yang tertinggal di sana. “Setelah tanya lebih dalam, semakin banyak yang enggak mau bercerita bukan karena takut menguak masa lalu, tapi mereka se-berdamai itu dengan masa lalu,” ujar Prisia Nasution.

Dalam proses riset, Prisia mencoba menjadi warga setempat dengan sering berkunjung dan mengobrol dengan warga setempat.

“Jadi sering main ke sana, jajan, belanja, makan, jadi warga lokal-lah ceritanya. Blusukan, jalan-jalan sendiri ke Glodok,” ungkap Prisia Nasution usai acara.

Ia mengaku cukup sulit untuk mendapatkan cerita masa lalu dari mereka. Namun ia juga berusaha agar tidak mengorek kembali luka lama.

“Walaupun semua pada akhirnya ceria, penduduknya berusaha melupakan masa lalu tuh dengan cara ‘enggak apa-apa kok masa lalu tuh enggak apa-apa’,” ucap Prisia Nasution.

Prisia mengungkapkan ia memilih Bio One sebagai pemeran utama pria karena percaya pada totalitasnya.

“Bio One, he is avery talented actor, dia all out untuk main karakter. Contohnya deh waktu dia main di (film) Srimulat jadi Gepeng, itu totally beda banget kan, sementara dia ganteng banget kan. Nah ini dia pasti bisa mainin menjadi sosok yang punya masa lalu,” ucap Prisia Nasution.

Di sisi lain, kesulitan memproduksi film ini juga berasal dari Bio One yang tubuhnya bertato.

Prisia harus menutupi tato-tato Bio One supaya sesuai dengan karakter yang dimainkannya yakni seorang introvert yang takut akan dunia luar dan kelamnya masa lalu.

Istri aktor Malaysia Iedil Dzuhrie ini bersyukur ia menjadi sutradara berangkat dari pengalaman sebagai aktris.

Sebab, ia bisa memperlakukan para pemainnya kini berdasarkan harapan yang ia rasakan dahulu ketika ia diarahkan oleh sutradara.

Contohnya dalam akting menangis yang sampai meneteskan air mata yang harus dilakoni Rachel Amanda.

“Aku kasih tahu Amanda, ‘Ini kami shoot-nya akan ada close up, wide, kamu lebih nyaman ngeluarin (air mata) di take berapa?’. Kalau dia bilang ‘Oke aku all out take pertama’. Oke aku take close pertama ya, jadi wide-nya aku ambil belakangan,” sambung Prisia.

Ia juga memperhatikan kenyamanan Bio One yang sering datang ke lokasi syuting lebih awal saat dekorasi latar belum selesai dibuat.

Prisia meminta stafnya untuk mengambil kursi agar Bio One duduk dan tak bosan menunggu.

Sebelumnya, tahun 2022 Prisia telah merilis web series berjudul 12 Hari.

Ia mengaku selalu senang mengulik tentang dunia film dari berbagai lini.

 

 

Sumber : kompas.com
Gambar : Kompas.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *