The Fed Diramal Terus Kerek Suku Bunga, Rupiah Lesu di Rp15.691

Nilai tukar rupiah dibuka berada di posisi Rp15.691 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (21/11) pagi. Mata uang Garuda melemah 7,5 poin atau minus 0,05 persen dari posisi sebelumnya.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia tampak melemah. Tercatat baht Thailand melemah 0,46 persen, dolar Singapura minus 0,08 persen, yuan China minus 0,67 persen, dan rupee India minus 0,05 persen.

lalu, won Korea Selatan minus 0,92 persen, peso Filipina minus 0,15 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,02 persen. Sedangkan, yen Jepang menguat 0,05 persen.

Senada, mayoritas mata uang utama negara maju juga berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,29 persen, euro Eropa minus 0,16 persen, dolar Kanada minus 0,27 persen, dan dolar Australia melemah 0,33 persen. Sementara, franc Swiss menguat 0,03 persen.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memproyeksi pelemahan rupiah ditekan oleh ekspektasi pasar terkait bank sentral AS (The Fed) yang akan terus mengerek suku bunga acuan karena inflasi yang masih tinggi.

“Ini yang turut memberikan tekanan ke aset berisiko termasuk rupiah di akhir pekan kemarin,” tutur Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Dari dalam negeri, masalah supply dan demand dolar AS juga disinyalir menjadi pemicu pelemahan rupiah. Terlebih, permintaan dolar AS cenderung meningkat menjelang akhir tahun untuk berbagai kebutuhan korporasi.

Ariston memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp15.650 sampai Rp15.730 per dolar AS pada hari ini.

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *