Perang AS-Iran Buat Saham Saudi Aramco Anjlok Rp2,78 T
Saham Saudi Aramco telah merosot ke level terendah sejak debut perusahaan di pasar saham. Saham Aramco merosot karena sentimen investor terhadap isu kemungkinan pembalasan Iran atas pembunuhan jenderal dalam serangan udara AS.
Dikutip dari CNN, saham telah turun sekitar 2 persen sejak pembunuhan komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani.
Tercatat, penurunan total mencapai 10 persen pada Senin, (6/1) sejak Aramco pertama kali IPO . Penurunan harga saham berdampak pada nilai perusahaan yang turun hingga US$200 miliar atau sekitar Rp2,78 triliun (dengan asumsi kurs Rp13.900 per dolar AS).
Penurunan ini merupakan gambaran kekhawatiran Iran dapat membalas serangan itu dengan menargetkan infrastruktur minyak Arab Saudi, sekutu penting Amerika di wilayah tersebut.
Saham telah turun meskipun terjadi lonjakan harga minyak mentah sebanyak 6 persen sejak Kamis yang mendekati US$70 per barel. Kenaikan harga minyak mentah dunia harusnya menjadi sentimen positif yang menaikkan pendapatan perusahaan paling bernilai di dunia tersebut.
Tren pergerakan harga saham Saudi Aramco cenderung lebih rendah sejak perusahaan melepas IPO terbesar dalam sejarah pada Desember lalu. Penurunan total saham sejak IPO memuncak pada 16 Desember 2019, atau sepekan setelah perdagangan dimulai.
Kepala strategi ekuitas Tellimer Dubai mengungkap pembunuhan Soleimani menimbulkan risiko geopolitik yang belum bisa dipetakan. Risiko ini akan membatasi minat investor asing untuk saham Saudi Aramco.
Para ahli pun memperkirakan salah satu cara Iran dapat membalas adalah melalui serangan dunia maya. Negara ini memiliki kemampuan siber yang kuat, dan sebelumnya telah dikaitkan dengan serangan terhadap bank-bank besar seperti JPMorgan Chase, Bank of America dan Wells Fargo yang menyulitkan pelanggan untuk masuk ke akun mereka dan mengakses dana.
Saudi Aramco pun pernah mengalami salah satu serangan dunia maya terburuk dalam sejarah. Pada 2012, 35 ribu komputer Aramco sebagian terhapus dan hancur total oleh peretas.
Risiko lain adalah serangan terhadap infrastruktur perusahaan. Amerika Serikat menyalahkan Iran atas serangan rudal ke Arab Saudi pada September yang secara singkat mengeluarkan sekitar setengah dari produksi minyak kerajaan. Iran membantah melakukan serangan itu.
Malik memproyeksikan harga saham Saudi Aramco akan tergantung pada dukungan berkelanjutan dari investor lokal dan regional. Sebagian besar investor yang berpartisipasi dalam IPO US$25,6 miliar pada 11 Desember adalah individu, perusahaan, dan institusi Saudi.
“Pada dasarnya, Aramco dinilai sangat besar-besaran,” kata Anish Kapadia, Direktur Energi di Palissy Advisors.
Dia menambahkan bahwa perusahaan hanya berhasil membawa valuasi IPO mendekati US$1,7 triliun dengan membatasi jumlah saham yang dijual dan bersandar pada investor lokal yang ramah.
“Akan selalu sulit bagi mereka untuk menegakkan penilaian itu,” kata Kapadia.
Sementara itu, lonjakan harga minyak mentah mungkin berumur pendek. Jika harga minyak mulai turun lagi, akan semakin menekan saham Aramco.
Dalam risetnya, Analis Goldman Sachs menilai peningkatan risiko sudah tercermin dalam harga minyak mentah. Gangguan pasokan akan diperlukan untuk mempertahankan mereka di dekat level saat ini.
“Karena itu kami percaya bahwa risiko harga cenderung turun dalam beberapa minggu mendatang, dengan harga minyak sudah diperdagangkan di atas nilai wajar fundamental kami US$63 per barel menjelang peristiwa baru-baru ini,” kata para analis.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : cnnindonesia.com
[social_warfarebuttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]