Hampir Semua Mata Uang Rontok Terhadap Dolar AS Pagi Ini
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.226 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Rabu (31/10) pagi ini. Posisi tersebut melemah 3 poin atau 0,02 persen dari Selasa (30/10) yang di Rp15.223 per dolar AS.
Di kawasan Asia, hanya peso Filipina yang menguat 0,03 persen dari dolar AS. Sementara mayoritas mata uang lainnya justru tersandar di zona merah.
Yen Jepang melemah 0,14 persen, ringgit Malaysia minus 0,09 persen, dolar Singapura minus 0,06 persen, baht Thailand minus 0,06 persen, won Korea Selatan minus 0,04 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,02 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Seluruhnya kompak melemah dari dolar AS.
Dolar Australia melemah 0,43 persen, rubel Rusia minus 0,14 persen, dolar Kanada minus 0,07 persen, euro Eropa minus 0,05 persen, franc Swiss minus 0,04 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,03 persen.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah hari ini akan terkena imbas dari sentimen politik luar negeri. Salah satunya karena Perdana Menteri Jerman Angela Merkel memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi sebagai Perdana Menteri.
Padahal menurut pasar, sosok Merkel merupakan salah satu yang berpengaruh di Uni Eropa, terutama dalam pembentukan zona Eropa. Hal ini membuat beberapa mata uang di kawasan Eropa melemah, sedangkan indeks dolar AS justru menguat.
Tak ketinggalan, ada pula sentimen dari sinyal perang dagang yang kembali diberikan pemerintah AS kepada China melalui rencana pemberlakuan tarif bea masuk impor baru kepada produk-produk asal Negeri Tirai Bambu.
“Sejumlah sentimen membuat dolar AS meningkat dan berimbas ke rupiah,” ucap Reza, Rabu (31/10).
Reza mengatakan saat ini belum ada sentimen dari dalam negeri dianggap yang dapat mengangkat rupiah dengan signifikan.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Kompasiana.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]