Terkerek Satu Persen, Harga Minyak WTI Naik ke US$71 per Barel
Harga minyak naik sebesar US$1 per barel setelah mengalami tiga sesi penurunan berturut-turut. Kenaikan ini didorong oleh prospek pasokan yang semakin ketat di Kanada dan tempat lainnya, meskipun kekhawatiran resesi terus menekan pasar.
Mengutip Reuters, Selasa (16/5), kontrak berjangka minyak mentah Brent naik sebesar US$1,06 dolar atau 1,4 persen menjadi ditutup pada US$75,23 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat ditutup pada US$71,11 per barel, naik sebesar US$1,07 atau 1,5 persen.
Analis Mizuho Robert Yawger mengatakan kebakaran hutan melanda Alberta, Kanada, yang mengakibatkan penutupan pasokan minyak mentah dalam jumlah besar, dan harga naik karena kekhawatiran bahwa situasinya dapat memburuk.
Paling tidak 300 ribu barel setara minyak per hari (boepd) produksi ditutup minggu lalu di Alberta. Pada 2016, kebakaran hutan menyebabkan lebih dari satu juta boepd produksi berhenti di sana.
Pasokan minyak mentah global juga dapat menjadi lebih ketat pada paruh kedua tahun ini karena OPEC+ berencana melakukan pemangkasan produksi tambahan.
“Pemangkasan OPEC+ kemungkinan akan memiliki dampak yang lebih besar saat kita memasuki musim panas, karena upaya sebelumnya untuk menyeimbangkan pasar terpengaruh oleh pelemahan musiman dan pelepasan cadangan strategis,” kata Analis Third Bridge Peter McNally.
Pekan lalu, harga minyak turun selama empat minggu berturut-turut, menjadi rangkaian penurunan mingguan terpanjang sejak September 2022, karena kekhawatiran akan resesi di AS dan risiko gagal bayar historis pada utang pemerintah pada awal Juni.
“Jika kondisi kredit membaik dalam beberapa bulan mendatang, meredakan ketakutan ekonomi untuk ekonomi terbesar di dunia, harga minyak dapat pulih tanpa bantuan, tetapi tampaknya masih terlalu dini saat ini,” kata Analis OANDA Craig Erlam.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Pasardana