Harga Minyak Dunia Menguat Didukung Positifnya Prospek Ekonomi
Harga minyak dunia naik sekitar dua persen pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Kondisi itu karena rekor permintaan tersirat AS, penurunan stok minyak mentah, dan prospek ekonomi yang optimistis dari Federal Reserve mengalahkan kekhawatiran varian virus korona Omicron yang merugikan konsumsi global.
Mengutip Antara, Jumat, 17 Desember 2021, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari terangkat USD1,14 atau 1,5 persen menjadi USD75,02 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari melonjak USD1,51 atau 2,1 persen menjadi USD72,38 per barel.
Minyak mentah dan aset-aset berisiko lainnya seperti ekuitas juga mendapat dorongan setelah The Fed memberikan prospek ekonomi yang optimistis, mengangkat semangat investor bahkan ketika bank sentral AS menandai berakhirnya stimulus moneter yang telah lama ditunggu-tunggu.
“Pasar takut dengan apa yang akan dilakukan The Fed, dan sekarang setelah melihat ke belakang dan kami tahu apa yang kami hadapi, pasar sedang reli,” kata Analis Senior Kelompok Harga Berjangka Phil Flynn, di Chicago.
Permintaan telah meningkat pada tahun 2021 setelah keruntuhan tahun lalu. Pada Rabu, 15 Desember, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan produk yang dipasok oleh kilang-kilang, proksi untuk permintaan, melonjak dalam minggu terakhir menjadi 23,2 juta barel per hari (bph).
“Angka-angka ini menunjukkan latar belakang ekonomi yang sehat,” kata pialang minyak PVM, Tamas Varga.
“Meskipun pengumuman Fed memicu lonjakan harga minyak dan ekuitas, penarikan dukungan ekonomi bersama dengan krisis Omicron adalah dua hambatan utama yang dihadapi pasar minyak saat ini,” tambahnya.
Memberikan dukungan harga lebih lanjut, EIA juga melaporkan bahwa stok minyak mentah AS turun 4,6 juta barel, lebih besar dari perkiraan para analis. Joint Organisation Data Initiative (JODI) mengatakan, di Arab Saudi, ekspor minyak mentah pada Oktober naik selama enam bulan berturut-turut ke level tertinggi sejak April 2020.
Kekhawatiran tentang virus
Membatasi kenaikan minyak lebih lanjut adalah kekhawatiran tentang virus dan prospek surplus pasokan tahun depan, seperti yang diisyaratkan oleh Badan Energi Internasional dalam laporan bulanannya minggu ini.
Inggris dan Afrika Selatan melaporkan rekor kasus covid-19 harian, dengan banyak perusahaan di seluruh dunia meminta karyawan bekerja dari rumah, yang dapat membatasi permintaan minyak di masa mendatang. AstraZeneca dan Regeneron melaporkan data yang kontras tentang efektivitas terapi antibodi covid-19 mereka terhadap varian virus korona Omicron.
Regeneron yang berbasis di AS mengatakan terapi REGEN-COV-nya, juga disebut Ronapreve, kurang efektif melawan Omicron. Sementara saingannya Inggris-Swedia AstraZeneca mengatakan sebuah studi laboratorium menemukan bahwa koktail antibodi Evusheld mempertahankan aktivitas penetralan terhadap Omicron.
Sumber : medcom.id
Gambar : Sindonews.com