ECB Diprediksi Kurangi Stimulus di Tengah Lonjakan Inflasi

Pembuat kebijakan bank sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) akan berkumpul pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB) untuk pertemuan krisis. Hal itu karena lonjakan inflasi memberi tekanan terhadap ECB untuk mengurangi stimulusnya tepat ketika varian virus korona baru bernama Omicron mengancam untuk menggagalkan pemulihan.

Mengutip The Business Times, Jumat, 17 Desember 2021, lembaga yang berbasis di Frankfurt ini diperkirakan mengkonfirmasi rencana akhir dari rencana stimulus era pandemi besar-besaran pada Maret, yang saat ini memiliki aset senilai sekitar 70 miliar euro setiap bulan.

Program pembelian obligasi darurat pandemi (PEPP) 1,85 triliun euro adalah alat utama ECB untuk memerangi krisis, yang bertujuan menjaga biaya pinjaman tetap rendah guna memicu pertumbuhan ekonomi.

Tantangan bagi 25 anggota Dewan ECB adalah menemukan cara untuk memperlancar transisi guna menghindari kondisi pasar yang mengecewakan atau membahayakan kebangkitan rapuh zona euro dari guncangan awal virus korona.

Meningkatkan program pembelian aset (APP) pra-pandemi ECB, yang saat ini berjalan pada 20 miliar euro per bulan, atau membuat amplop baru guna dukungan keuangan hingga 2022 dan seterusnya adalah dua opsi yang dibahas oleh para pengamat.

“ECB ingin menghindari efek tebing dalam pembelian aset dan akan menetapkan tingkat keseluruhan antara 40 dan 60 miliar euro pada kuartal kedua tahun depan,” kata Manajer Portofolio Pimco Konstantin Veit.

Inflasi naik

Pada November, inflasi naik 4,9 persen tahun ke tahun di zona euro, rekor dalam sejarah mata uang tunggal. ECB hingga saat ini menggambarkan lonjakan itu sebagai sementara, menghubungkannya dengan faktor-faktor terkait pandemi dengan inflasi telah berkembang pada tingkat yang telah melampaui ekspektasi pengamat.

Munculnya varian Omicron yang lebih menular telah menimbulkan kekhawatiran akan lebih banyak gangguan terkait pandemi, memperburuk kemacetan pasokan yang telah mendorong harga naik lebih cepat dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Bersamaan dengan keputusan kebijakan moneternya, ECB akan menerbitkan perkiraan ekonomi terbarunya, termasuk kumpulan angka pertamanya untuk 2024. Terakhir diperbarui pada September, ECB mengharapkan ekonomi tumbuh lima persen pada 2021, lalu 4,6 persen pada 2022, dan 2,1 persen pada 2023.

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *