Pemerintah Korea Utara dan China Jalin Kesepakatan Baru
Sehari setelah menyatakan akan mencari alternatif lain jika Amerika Serikat (AS) tidak menurunkan tekanan dan sanksi, Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un pergi ke China, kemarin. Kunjungan kenegaraan ke Negeri Panda itu juga sekaligus atas undangan Presiden China Xi Jinping.
Pertemuan antara Kim dan Xi diyakini akan menghasilkan berbagai kesepakatan, termasuk pertemuan keempat antara Korut dan China. Kim menggelar tiga pertemuan dengan Xi, mitra terdekat Korut, pada tahun lalu sebelum dan setelah pertemuan dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.
Pengamat menilai kunjungan ini merupakan peringatan. “Kim Jong-un ingin mengingatkan pemerintahan AS bahwa dia memiliki pilihan ekonomi dan diplomatik di samping apa yang dapat ditawarkan Washington dan Seoul,” ujar Direktur Studi Pertahanan di Pusat Kepentingan Nasional, Harry J. Kazianis, dikutip Reuters.
Kim Jong-un berangkat dari Pyonyang, Korut, menuju Beijing menggunakan kereta pribadi pada Senin (7/1) sore. Dia tidak berangkat seorang diri, melainkan ditemani istrinya Ri Sol-ju dan para pejabat senior Korut seperti Kim Yong-chol, negosiator utama perundingan dengan AS, dan Menteri Luar Negeri Ri Yong-ho.
Kereta hijau dengan garis kuning itu tiba di Stasiun Beijing pada kemarin pagi dengan keamanan superketat. Rombongan pejabat Korut kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan sejumlah mobil. Seperti dilansir xinhuanet.com, Kim Jong-un akan berada di Beijing selama empat hari dari Senin (7/1) sampai besok.
Kunjungan itu bertepatan dengan hari ulang tahun ke-35 Kim pada Selasa, 8 Januari 1983. Selama pidato Tahun Baru, Kim mengatakan siap bertemu Presiden AS Donald Trump kapan saja untuk mencapai kesepakatan denuklirisasi di Semenanjung Korea. Namun, Korut juga menetapkan beberapa persyaratan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memuji upaya China dalam mendukung penyelesaian krisis di wilayah Korea. Dia juga optimis permasalahan ini akan dapat diselesaikan dengan damai. Saat ini, delegasi AS juga membuka perundingan kedua dengan China terkait penyelesaian perang dagang antara AS-China.
“China dengan sangat jelas menyatakan isu Korea dan perang dagang merupakan dua hal yang terpisah,” kata Pompeo. “Sikap mereka juga menunjukkan itikad yang baik dan kami mengapresiasinya. China sebenarnya merupakan mitra baik kami dalam membantu mengurangi kapabilitas nuklir Korut,” tambahnya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang juga mendukung upaya AS dalam mengamankan wilayah Korea dari senjata pemusnah massal. “Kami selalu mendukung kedua pihak (AS dan Korut) untuk melanjutkan perundingan dan mencapai kesepakatan serta hasil yang positif bagi mereka,” tandas Lu Kang.
Profesor Hubungan Internasional di Universitas Renmin, Shi Yinhong, menilai kunjungan Kim Jong-un ke China juga akan dibarengi dengan perundingan perdagangan dan ekonomi kedua negara. “Dari perspektif lain, Korut kemungkinan besar akan meminta China untuk memberikan bantuan ekonomi,” kata Yinhong.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korsel Kim Eui-kyeom berharap kunjungan Kim Jong-un ke Beijing akan meningkatkan perdamaian di Semenanjung Korea. “Kami berharap pertemuan antara Korut dan China akan menjadi batu loncatan untuk digelarnya pertemuan Korut dan AS,” tandas Eui-kyeom.
Sumber : sindonews.com
Gambar : VOA Indonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]