Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun

Harga emas masih berlari kencang menyambut semakin melandainya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan perdagangan Rabu (5/4/2023), emas ditutup di posisi US$ 2.020,35 per troy ons. Harga sang logam mulia naik tipis 0,02%.

Kenaikan tipis itu sudah mampu membawa emas kepada rekor yang luar biasa.

Harga penutupan kemarin merupakan yang tertinggi sejak 8 Maret 2022 atau tertinggi dalam hampir setahun terakhir.

Kenaikan tipis juga mempertahankan emas dalam level psikologis US$ 2.000 per troy ons. Sebagai catatan, emas mulai masuk kembali ke level tersebut setelah melonjak 1,81% pada Selasa (4/4/2023).

Lonjakan harga sekaligus membawa emas ke level US$ 2.000 untuk pertama kalinya sejak 8 Maret 2022 atau 12 bulan terakhir.

Harga emas juga masih menguat pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Kamis (6/4/2023) pukul 06:42 WIB, harga emas ada di posisi US$ 2.020,62 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,013%.

Kenaikan emas kemarin dan hari ini merupakan imbas positif dari terus melandainya data tenaga kerja AS.

Data tenaga kerja yang keluar pada Rabu malam waktu Indonesia menunjukkan jika tambahan pekerja baru atau penciptaan lapangan kerja di sektor swasta di AS hanya bertambah 145.000 pada Maret 2023.

Jumlah tersebut turun dari 261.000 pada Februari 2203 serta jauh di bawah ekspektasi pasar yang berkisar 210.000.

Data tersebut keluar hanya berselang sehari setelah laporan pembukaan lapangan kerja (JOLTS) pada Februari 2023 menunjukkan lapangan pekerjaan baru yang terbuka hanya 9,93 juta.

Jumlah tersebut anjlok 632.000 dibandingkan Januari 2023.

Ini adalah kali pertama jumlah lapangan kerja baru hanya tercatat 10 juta dalam dua tahun terakhir. Jumlah lapangan kerja baru juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang berada di angka 10,4 juta.

Anjloknya lapangan kerja baru di AS tentu saja menjadi kabar baik bagi emas.

Lapangan kerja yang turun menjadi sinyal melandainya inflasi. Sebelumnya, inflasi AS dan indeks harga produsen ataupun indeks pengeluaran pribadi warga AS juga melandai.

Data-data tersebut menjadi sinyal ada pelemahan ekonomi AS. Artinya, ada peluang bagi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk melunak.

Ekspektasi pasar kini menunjukkan 40% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan Mei mendatang. Sebanyak 60% atau mayoritas melihat The Fed akan menahan suku bunga

“Laju ekonomi yang melandai jelas menjadi hal yang berisiko bagi pasar keuangan lain (seperti sham) tetapi tidak bagi emas. Kondisi itu sangat menguntungkan aset safe haven seperti emas,” tutur Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *