KLB 2023 Digelar Hari Ini: PSSI Mencari Pemimpin Baru

Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI akan berlangsung di Jakarta pada Kamis (16/2) dengan agenda pemilihan pengurus federasi periode 2023-2027.

Kongres pemilihan ini akan menjadi ajang perebutan suara dua calon terkuat, Erick Thohir dan La Nyalla Mattalitti. Keduanya dianggap sebagai calon yang paling berpotensi terpilih karena latar belakang politik dan kapasitasnya.

Erick merupakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sedangkan La Nyalla adalah Ketua DPR RI. Nama besar keduanya membuat calon lainnya, Arif Putra Wicaksono dan Doni Setiabudi kurang diperhitungkan.

Pergerakan politik Erick dan La Nyalla pun lebih dinamis dibanding dua calon lainnya. Karena itu manuver keduanya di tikungan terakhir menjelang KLB akan menentukan siapa yang bakal memimpin PSSI.

Dua hari menjelang KLB misalnya, La Nyalla mengklaim telah mendapat dukungan dari 44 voter. Dengan dukungan sebanyak itu sama artinya mantan ketua umum PSSI pada 2015 akan terpilih.

Sepekan sebelum itu, La Nyalla bertemu dengan sejumlah Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI. Dalam pertemuan itu La Nyalla berjanji akan mengguyur Asprov sebesar Rp1 miliar untuk program kerja tahunan.

Namun klaim 44 suara dan janji dana Rp1 miliar tak otomatis menjamin La Nyalla terpilih. Biasanya selalu ada voter yang menyatakan memberi dukungan, tetapi berbalik arah pada pencoblosan.

Erick bukan tanpa manuver. Mantan Presiden Klub Inter Milan ini juga bergerilya ke sejumlah daerah. Dalam gerilyanya itu Erick bertemu dengan voter PSSI dan memaparkan janji-janjinya.

Salah satu posisi tawar Erick yang cukup menjanjikan di mata voter adalah industri kompetisi. Erick diyakini bisa menjamin berputarnya kompetisi dengan dukungan sponsor-sponsor besar.

Kendati demikian, kongres PSSI tetaplah kongres PSSI. Ada gaya dan ciri yang selalu terjadi dari edisi ke edisi. Gaya ini biasanya ditentukan dalam manuver di tikungan terakhir atau di hari pemilihan.

Lobi-lobi politik ciamik dan andal dari kedua calon ini bisa dibilang akan menentukan. Voter loyalis kedua pihak memang besar, tetapi voter mengambang yang bisa ke kiri dan kanan tak kalah besar.

Tak kalah sengit dengan persaingan ketua umum, posisi wakil ketua umum juga sengit. Selain jumlah kontestannya lebih banyak, yakni 16 tokoh, juga karena ada dua tiket untuk posisi wakil ketua umum.
Ada beberapa nama besar yang akan bersaing, seperti Menpora Zainudin Amali, eks Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria, pemilik Persiba Balikpapan Gede Widiade, dan Ketua Asprov Yogyakarta Ahmad Syauqi Soeratno.

Utamanya Amali dinilai paling punya peluang. Dua pekan terakhir menjelang KLB, Amali bermanuver mengumpulkan voter PSSI dengan menggunakan Inpres Percepatan Persepakbolaan Nasional tahun 2019.

Langkah Amali yang menggunakan Inpres 2019 untuk menggelar Focus Group Discussion (FGD) juga menjadi pertanyaan banyak pihak, tetapi dia santai menyebut ini demi kebaikan sepak bola nasional.

Ratu Tisha pun sibuk bukan kepalang. Sebagai mantan orang profesional PSSI yang kinerjanya dianggap sukses, Tisha berpeluang dapat banyak suara. Apalagi Tisha dikenal dengan Asprov PSSI.

Karena posisi tawarnya tersebut Tisha didekati Erick dan La Nyalla. La Nyalla dengan terbuka mengusulkan nama alumni ITB ini untuk dipilih para pengikutnya, sedangkan Erick rutin menjalin komunikasi dengan Tisha.

Nama Gede Widiade pun tak bisa dianggap remeh. Kecakapan diplomasinya sudah terbukti. Jaringan Gede juga cukup luas. Hal ini yang membuat tim yang dipegangnya berprestasi, seperti Bhayangkara FC dan Persija.

Namun sebagai praktisi sepak bola, dalam artian pemilik klub, Gede cukup punya banyak lawan. Koneksinya dengan Asprov PSSI sebagai sumber suara besar, disebut-sebut tak setajam Amali atau Tisha.

Adapun Syauqi dekat dengan akar rumput PSSI di Liga 3, Liga 2, dan Asprov. Sebagai mantan ketua Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) Syauqi bisa dengan mudah meyakinkan para pemilik suara.

Di lingkungan sepak bola nasional, Syauqi juga dianggap setara dengan Joko Driyono, yaitu mantan Ketua Umum PSSI yang menggantikan Edy Rahmayadi. Hal ini membuat tokoh muda Muhammadiyah ini diperhitungkan.

Namun, kembali lagi, manuver di tikungan terakhir akan sangat menentukan. Ada banyak metodologi yang bisa digunakan dalam kontestasi politik ini, baik untuk posisi ketua atau wakil ketua.

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *