Ledakan Bom di Masjid Peshawar Pakistan Terburuk dalam 1 Dekade

Keluarga korban bom bunuh diri di sebuah masjid Pakistan mulai memadati rumah sakit di Peshawar untuk mencari kerabat mereka pada Selasa, 31 Januari 2023. Ledakan tersebut kini telah menewaskan 100 orang dengan sejumlah lainnya masih dirawat di rumah sakit.

Tragedi tersebut menjadi serangan bom paling mematikan dalam satu dekade terakhir di Peshawar, sejak pengeboman kembar di Gereja All Saints yang menewaskan puluhan jamaah di pada September 2013. Ledakan terbaru di Peshawar terjadi di tengah gelombang kekerasan terhadap polisi.

Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah mengatakan kepada parlemen Pakistan bahwa 97 dari 100 korban adalah polisi. Ledakan itu menghancurkan lantai atas masjid ketika ratusan jamaah sedang menunaikan ibadah salat zuhur. Kuatnya ledakan juga mengakibatkan sedikitnya 170 orang terluka.

Otoritas Pakistan belum mengetahui bagaimana caranya pelaku berhasil menembus pos pemeriksaan militer dan polisi di distrik Police Lines dengan membawa bahan peledak.

Masjid di Peshawar sengaja dibangun di kompleks kepolisian agar para aparat bisa menunaikan ibadah salat tanpa meninggalkan daerah tersebut. Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengatakan, pelaku bom berdiri di saf pertama di dalam masjid.

Seorang pejabat senior pemerintah daerah, Riaz Mahsud, menyampaikan bahwa jumlah korban kemungkinan akan bertambah seiring dengan proses pencarian korban di sekitar puing bangunan.

“Sejauh ini, 100 jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Lady Reading,” kata juru bicara fasilitas medis terbesar di Peshawar, Mohammad Asim.

Peshawar berada di tepi tanah suku Pashtun, wilayah yang kerap terjadi tragedi kekerasan selama dua dekade terakhir. Kelompok militan paling aktif di wilayah itu adalah Taliban Pakistan atau biasa disebut Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), kelompok yang menentang pemerintah di Islamabad.

Sejauh ini, belum ada kelompok yang secara resmi bertanggung jawab atas serangan di Peshawar. Tetapi Sanaullah mengatakan bahwa sebuah fraksi terpisah dari TTP bernama Khurasani mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.

TTP menolak bertanggung jawab, meski telah meningkatkan serangan sejak memutus kesepakatan damai dengan pemerintah pada tahun lalu.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *