Dolar AS Jatuh Usai Investor Beralih ke Mata Uang Berisiko

Dolar AS jatuh secara menyeluruh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), menyerahkan penguatan dalam sesi terakhir. Kondisi itu karena sentimen risiko yang lebih kuat mendorong investor untuk meraih mata uang berisiko dengan imbal hasil lebih tinggi.

Mengutip Antara, Jumat, 3 Juni 2022, pasar saham di seluruh dunia naik pada Kamis waktu setempat setelah pelemahan baru-baru ini, karena taruhan Arab Saudi dapat meningkatkan produksi minyak mentah mendinginkan harga minyak, membantu menyeimbangkan kekhawatiran atas lonjakan inflasi dan pengetatan kebijakan moneter.

“Ada beberapa faktor yang bekerja melawan greenback hari ini, tetapi sebagian besar adalah sentimen risk-on (pengambilan risiko),” kata Wakil Presiden Transaksi dan Perdagangan Monex USA John Doyle.

Berita Arab Saudi dapat memompa lebih banyak minyak dan laporan bahwa Tiongkok akan melonggarkan beberapa pembatasan covid membantu meningkatkan sentimen risiko, yang merugikan mata uang safe-haven, kata Doyle. Harga minyak sedikit berubah, menghapus kerugian yang terjadi pada Kamis pagi setelah OPEC+ setuju untuk meningkatkan produksi minyak mentah untuk mengkompensasi penurunan produksi Rusia.

Shanghai bangkit kembali pada Rabu waktu setempat setelah dua bulan isolasi pahit di bawah penguncian covid-19 yang ketat, dengan toko-toko dibuka kembali dan orang-orang kembali ke kantor, taman, dan pasar. Indeks mata uang dolar AS, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,8 persen pada 101,78, dengan kecepatan untuk menghentikan kenaikan dua hari berturut-turut.

Dolar mendapat sedikit dukungan dari data yang menunjukkan data penggajian swasta AS meningkat jauh lebih rendah dari yang diharapkan pada Mei, yang akan menunjukkan permintaan tenaga kerja mulai melambat di tengah suku bunga yang lebih tinggi dan pengetatan kondisi keuangan, meskipun lowongan pekerjaan tetap sangat tinggi.

Mata uang berisiko, termasuk dolar Australia dan Selandia Baru, menguat terhadap mata uang AS, masing-masing naik 1,17 persen dan 1,20 persen. Dolar Kanada naik sekitar 0,6 persen terhadap greenback, sehari setelah bank sentral Kanada menaikkan suku bunga dan membuka pintu untuk laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat.

Franc Swiss 0,5 persen lebih tinggi terhadap dolar setelah inflasi Swiss naik paling tinggi dalam 14 tahun selama Mei, dengan Swiss menjadi negara terbaru yang terkena biaya bahan bakar dan makanan yang lebih mahal yang mengganggu ekonomi di seluruh dunia.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Valora Analitik

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *