Dolar AS Terseret ke Zona Merah

Mata uang dolar AS tergelincir lagi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor mulai memindahkan asetnya ke logam mulia.

Mengutip Antara, Rabu, 18 Mei 2022, indeks dolar yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,7 persen pada 103,41, terendah sejak 6 Mei.

Indeks mencapai tertinggi dua dekade pekan lalu didukung oleh Federal Reserve yang hawkish dan kekhawatiran atas dampak ekonomi global dari konflik Rusia-Ukraina.

“Suasana di pasar telah meningkat secara dramatis dibandingkan minggu lalu dengan sebagian besar kelas aset memantul dan menelusuri kembali pergerakan yang terlihat minggu lalu,” ujar kepala valas global Brad Bechtel.

Adapun dolar tetap lemah setelah data penjualan ritel AS meningkat kuat karena konsumen membeli kendaraan bermotor di tengah peningkatan pasokan dan kunjungan restoran.

Euro naik 1,0 persen pada 1,0535 dolar, memperpanjang rebound dari level terendah lima tahun yang disentuh minggu lalu, dan menempatkan lebih banyak jarak antara mata uang bersama dengan dolar AS.

Poundsterling juga mengambil keuntungan dari melemahnya dolar untuk melompat 1,26 persen ke level tertinggi. Dolar Australia, dipandang sebagai proksi likuid untuk selera risiko, naik 0,52 persen.

Yuan di pasar luar negeri naik 0,8 persen setelah penurunan tajam yang telah menjatuhkannya sekitar 7,0 persen sejak pertengahan April.

Sementara itu, bitcoin, uang kripto terbesar di dunia, hampir datar hari ini di USD29.745,69 ketika berjuang untuk tetap di atas USD30 ribu setelah memantul dari posisi terendah multi-bulan yang dicapai minggu lalu.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Tempo.co

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *