Wall Street Menjerit, Dolar AS Kian Perkasa

Bursa saham Amerika Serikat (AS) terjun bebas pada Jumat (22/4/2022), sementara dolar AS mencapai level tertinggi dalam lebih dari 2 tahun seiring dengan rencana kenaikan suku bunga akibat inflasi yang menanjak.

Ketiga indeks utama Wall Street berakhir turun lebih dari 2% sehari setelah Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral AS sedang mempersiapkan kenaikan suku bunga pada pertemuan Mei.

Dow Jones Industrial Average ditutup turun 2,82%, sedangkan S&P 500 turun 2,77% dan Nasdaq Composite turun 2,55%. Indeks ekuitas dunia MSCI juga turun 2,46%.

Powell sebelumnya menjadi perbincangan hangat dengan mengatakan kenaikan suku bunga 50 basis poin sudah siap diketok pada pertemuan The Fed berikutnya. Dia juga mengatakan saat ini merupakan momen yang tepat untuk ‘bergerak lebih cepat’ dalam memerangi inflasi.

“Pasar sangat gelisah tentang kemungkinan timbulnya kesalahan kebijakan oleh Federal Reserve. Ketika seorang pejabat The Fed menyarankan kenaikan 50 basis poin, pasar mulai mencoba memperkirakan kenaikan 75 basis poin,” kata Jamie Cox, managing partner di Harris Financial Group, dikutip Reuters, Sabtu (23/4/2022).

Adapun, prospek kenaikan suku bunga tersebut menjadi angin segar bagi dolar AS yang melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari 2 tahun.

Lonjakan dolar berdampak pada sesama aset safe haven, yakni emas yang membukukan penurunan 0,9% menjadi US$ 1.933,94 per ounce.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga naik karena para pedagang bersiap untuk suku bunga yang lebih tinggi. imbal hasil obligasi jangka pendek tercatat mencapai tertinggi 3 tahun pada perdagangan Jumat.

Imbal hasil wesel 2 tahun, yang sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga, sempat naik menjadi 2,789%, tertinggi sejak Desember 2018.

“Kami mengulangi pesan yang sama dari para bankir sentral, dan setiap kali setiap pengulangan mendorong suku bunga pendek lebih tinggi,” kata Jim Vogel, ahli strategi suku bunga di FHN Financial.

Terkait pasar komoditas, harga minyak turun pada pekan ini seiring dengan kekhawatiran kenaikan suku bunga, pertumbuhan permintaan global yang lebih lemah, dan lockdown Covid-19 di China.

Minyak mentah Brent turun 2% pada ke level US$ 106,16 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,03% menjadi US$ 101,69 per barel.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Vibiznews.com

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *