Jerman dan Prancis Yakin Diplomasi Mampu Turunkan Ketegangan Rusia-Ukraina
Kanselir Jerman Olaf Scholz telah bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron di Berlin pada Selasa, 26 Januari 2022, dalam membicarakan langkah-langkah diplomatik untuk menurunkan ketegangan Rusia-Ukraina. Ketegangan yang dimaksud adalah potensi terjadinya invasi Rusia ke Ukraina.
Kedua pemimpin Eropa itu mendiskusikan sebuah respons terkoordinasi jika seandainya Rusia benar-benar melancarkan agresi ke Ukraina.
Scholz menyerukan Rusia untuk mengupayakan “langkah-langkah jelas” demi menurunkan ketegangan. Ia menyebut ancaman Rusia terhadap integritas wilayah Ukraina dapat mendatangkan “konsekuensi serius” terhadap Moskow.
Sebagai tambahan, Scholz membela kinerja pemerintahan Jerman dalam nenangani isu ketegangan Rusia-Ukraina.
“Kami telah melakukan banyak hal luar biasa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan demokrasi di Ukraina secara aktif,” tutur Scholz, dilansir dari DW.
Sementara Emmanuel Macron mengatakan bahwa Jerman dan Prancis “bersatu” dalam mendorong perlunya menurunkan eskalasi konflik Rusia-Ukraina. “Jika terjadi serangan, maka akan ada pembalasan, dan harga (yang harus dibayar Rusia) akan sangat tinggi,” tegas Macron.
Di waktu bersamaan, Scholz dan Macron menekankan bahwa dialog diplomatik akan terus berlanjut. “Kami tidak akan pernah mengesampingkan dialog dengan Moskow,” tutur Macron.
Perwakilan dari Rusia, Ukraina, Jerman dan Prancis, dikenal dengan “Normandy Format,” akan bertemu di Paris pada Rabu ini. Rencana pertemuan keempat negara tersebut dipandang Scholz sebagai sebuah perkembangan yang baik.
Macron juga berencana menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat mendatang dalam upaya lanjutan menurunkan ketegangan di perbatasan Ukraina.
Kedua pemimpin optimistis langkah-langkah diplomatik dapat menurunkan ketegangan terkini, terutama dalam mencegah Rusia agar tidak menginvasi negara tetangganya.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id