Harga Minyak Tumbang, Harga Saham MEDC Cs Ikut Drop
Harga saham-saham minyak dan gas bergerak variatif pagi ini meski harga minyak dunia turun lumayan dalam pada pagi ini. Kesepakatan di level OPEC+ soal kebijakan produksi jadi pemberat harga si emas hitam.
Harga minyak jenis brent berada di US$ 72,62/barel. Turun 1,32% dari posisi akhir pekan lalu. Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 70,94/barel. Ambles 1,21%.
Well, pasar sepertinya sedang tidak bersahabat buat harga minyak. Dalam sepekan terakhir, harga brent dan light sweet rontok masing-masing 3,18% dan 4,05%.
Tercatat dari 4 saham migas yang likuid yang melantai di bursa 2 diantaranya terkoreksi dan 2 terpaksa terkoreksi.
Koreksi dipimpin oleh PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang terkoreksi 1,75% ke level harga Rp 560/unit. Selanjutnya PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) juga turun 0,50% ke level Rp 402/unit.
Sementara itu yang berhasil menghijau adalah PT Elnusa Tbk (ELSA) yang naik 1,55% ke level Rp 262/unit serta PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang berhasil menghijau 0,83%.
Kemarin, para menteri anggota OPEC+ sepakat untuk menaikkan produksi minyak sebanyak 2 juta barel/hari atau 0,4 juta barel/hari setiap bulannya selama Agustus-Desember 2021. Langkah ini ditempuh untuk menstabilkan harga yang melonjak sejak awal tahun karena dunia mulai pulih dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Namun selepas itu, OPEC+ sepakat untuk kembali menurunkan produksi 9,7 juta barel/hari hingga akhir tahun depan. Sebelumnya, pemotongan produksi hanya berlaku sampai April 2022.
Sebelumnya, kesepakatan di OPEC+ buntu karena Uni Emirat Arab yangmbalelo. Abu Dhabi sepakat untuk menaikkan produksi, tetapi keberatan dengan perpanjangan pemotongan sampai akhir 2022.
Namun setelah negosiasi dengan Arab Saudi (pemimpinde factodi OPEC), Uni Emirat Arab mau kembali ke meja perundingan. Uni Emirat Arab mendapatkan kenaikan basis produksi (baseline) dari 3,17 juta barel/hari menjadi 3,65 juta barel/hari. Jadi walau dikurangi, Uni Emirat Arab tetap bisa menaikkan produksinya dari level yang sekarang.
“Kami senang dengan kesepakatan ini,” ujar Suhail bin Mohammed Al Mazroui, Menteri Energi Uni Emirat Arab, seperti dikutip dari Reuters.
Dengan demikian, mulai bulan depan pasokan minyak dari negara-negara OPEC+ bakal melimpah. Prospek peningkatan produksi ini membuat harga minyak terkoreksi, dan koreksinya lumayan tajam.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia