Harga Minyak Bergerak Dua Arah Akibat Tarik Menarik Sentimen

Harga minyak mentah dunia bergerak variasi pada akhir perdagangan pekan kemarin. Hal ini dipengaruhi sentimen kekhawatiran pelaku pasar terhadap perkembangan virus corona atau covid-19, peluncuran vaksin yang lambat, hingga pemotongan pasokan minyak di Arab Saudi dan turunnya persediaan minyak Amerika Serikat.

Melansir Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret naik 35 sen menjadi US$55,88 per barel di London ICE Futures Exchange pada akhir pekan lalu.

Begitu juga dengan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 14 sen menjadi US$52,2 per barel di New York Mercantile Exchange.

“Pembatasan di sisi permintaan karena penguncian diimbangi oleh pengurangan pasokan yang cukup di sisi lain. Ini mencegah harga jatuh atau naik ke tingkat yang signifikan,” ucap Analis Energi Commerzbank Research Carsten Fritsch.

Sementara Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger melihat perkembangan harga minyak dipengaruhi oleh vaksin covid-19 yang belum ada. Selain itu, stimulus fiskal AS diperkirakan tak mungkin meluncur dengan cepat sehingga memberi dampak bagi pasar.

“Jumlah vaksinnya tidak ada,” kata Yawger.

Sebelumnya Presiden AS Joe Biden telah mendesak kongres untuk mempercepat pemberian stimulus fiskal senilai US$1,9 triliun. Menurutnya, bila stimulus lebih lama diberikan, maka penyelesaian covid-19 pun akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Di sisi lain, pasar terpengaruh oleh kebijakan Arab Saudi yang memangkas produksi sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada Februari-Maret 2021. Ini merupakan tindak lanjut dari pembatasan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dotambah Rusia atau OPEC+.

Sebelumnya, produksi minyak OPEC sempat naik pada Januari, namun masih kurang dari jumlah yang disepakati. Hal ini dipengaruhi pula oleh penurunan ekspor Nigeria.

Sementara stok minyak AS berkurang 9,9 juta barel pada pekan lalu. Hal ini mengurangi stok sehingga memberikan dukungan ke peningkatan harga minyak.

Kendati begitu, Pialang PVM Stephen Brennock mengatakan pasar tetap fokus pada peluncuran vaksin: “Hilangnya momentum dalam program vaksinasi akan merusak kekuatan pemulihan permintaan minyak global,” tuturnya.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *