Dilema Persiapan Timnas Indonesia U-19 di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda membuat dilema persiapan Timnas Indonesia U-19 menuju Piala Dunia U-20 2021 di bawah arahan Shin Tae Yong.
Setelah lebih dari dua bulan menjalani pemusatan latihan, baik itu di Jakarta kemudian dilanjutkan ke Kroasia, banyak progres positif yang telah ditunjukkan pemain Timnas U-19. Mulai dari kebugaran fisik, pemahaman taktik, hingga mental pemain.

Pascadua bulan berlatih intensif, pasukan Garuda Muda rencananya bakal lebih dulu pulang ke Indonesia pekan depan. Selain untuk menghilangkan jenuh latihan dua bulan di Kroasia, pelatih Timnas U-19 Shin Tae Yong juga menjadikan kompetisi Liga 1 maupun Liga 2 sebagai bagian dari prorgram persiapan.

Sejatinya, Shin Tae Yong berencana menjadikan gelaran Liga 1 dan Liga 2 sebagai ajang pemain untuk mengasah kemampuan yang didapatkannya selama pemusatan latihan.

Selain itu, kompetisi Liga 1 dan Liga 2 juga dibutuhkan untuk memantau perkembangan pemain di klubnya masing-masing. Shin Tae Yong juga bisa melirik pemain lain yang tampil apik di kompetisi.

Masih melalui kompetisi, Shin Tae Yong berharap pemain Timnas U-19 yang tampil bisa mendapatkan atmosfer pertandingan yang sesungguhnya. Sebab tampil di kompetisi berbeda dengan training camp atau uji coba internasional yang selama dua bulan terakhir dilakoni Garuda Muda di Kroasia.

Ujung-ujungnya, kompetisi merupakan bagian dari program pembentukan tim nasional sebuah negara. Praktis, jika kompetisi tidak bergulir maka timnas bakal ikut merugi.

Diketahui, PSSI masih belum bisa menggelar Liga 1 dan Liga 2 yang jadi wadah kompetisi bagi pemain Timnas U-19 karena izin keramaian dari kepolisian belum juga diterbitkan. Liga 1 yang seharusnya dilanjutkan 1 Oktober ditunda sampai batas waktu yang tak pasti.

“Kalau sampai tidak ada kompetisi yang bergulir pada masa jeda Timnas U-19 ke Tanah Air secara teknis kebugaran pasti menurun. Jelas pasti akan merugikan Timnas U-19 yang tadinya sudah berprogres, sudah naik level selama TC di Kroasia akan turun lagi,” kata Kusnaeni, pengamat sepak bola nasional.

Setelah satu bulan tampil di kompetisi domestik, sekitar Desember mendatang Timnas Indonesia U-19 baru dijadwalkan kembali menggelar TC di luar negeri, tepatnya di Prancis. Toulon Tournament bakal menjadi ajang uji coba Witan Sulaeman dkk sebelum tampil di Piala Asia U-19 di Uzbekistan pada 22 Februari mendatang.

Pertanyaannya, bagaimana nasib Timnas U-19 di Toulon Tournament atau di Piala Asia U-19 jika proses persiapan yang sudah berjalan maksimal selama dua bulan kemudian mengendur selama pemain berada di Jakarta selama sebulan?

Pengalihan kompetisi ke TC virtual yang sempat menjadi opsi Shin Tae Yong pun dianggap bukan jadi solusi. Bahkan Kusnaeni menilai TC virtual akan menurunkan level performa pemain.

Kusnaeni menilai sedikitnya ada tiga dampak krusial yang bakal dialami Timnas Indonesia U-19 jika tidak tampil di kompetisi domestik.

“Pertama, melalui kompetisi akan terlihat karakter pemain yang sesungguhnya di pertandingan yang tidak ada di TC dan uji coba. Ini menjadi elemen penting bagi pelatih. Kedua, level sudah naik kelas bisa turun lagi. Ini bisa diuji oleh para ahli fisik dan teknik. Seberapa penting manfaat kompetisi dibanding dengan TC virtual. Ketiga, Shin Tae Yong kehilangan kesempatan yang seharusnya dia lihat, pemain yang punya kemampuan bagus yang tidak dilihat sebelumnya,” jelas Kusnaeni.

Mirisnya, target tinggi digantungkan kepada Timnas Indonesia U-19 yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Seperti harapan PSSI dan pemerintah, Garuda Muda ditarget minimal lolos fase grup atau jika mampu meraih posisi delapan besar.

“Kondisi ini juga membuat pelatih frustrasi. Program yang sudah disusun tidak bisa dipakai karena terganjal ketiadaan kompetisi. Ini kerugian yang harus diterima sebagai kenyataan. Padahal urusan Timnas Indonesia U-19 di Piala Dunia U-20 bukan cuma urusan PSSI, tapi jadi jadi kepentingan nasional,” tutup Kusnaeni.

Lantas, bagaimana target prestasi bisa tercapai jika dukungan dari pemerintah tidak bisa terpenuhi. Padahal jelas, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meneken Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 yang terbit 14 Februari lalu tentang Percepatan Pembangunan Prestasi Sepak Bola Nasional.

Entah sampai kapan PSSI dan Timnas Indonesia U-19 harus menunggu izin keramaian diterbitkan pihak kepolisian. Bisa jadi sebulan ke depan atau hingga Pilkada rampung.

Kesehatan atlet memang harus jadi nomor satu, namun negara-negara lain juga punya cara khusus untuk melangsungkan event olahraga, termasuk kompetisi sepak bola. Yang pasti, izin keramaian yang tak kunjung didapat kompetisi bisa jadi dilema baru bagi Shin Tae Yong.

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *