Demo Tolak Omnibus Law Berlanjut, Rupiah Bangkit ke Rp14.695

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.695 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (13/10) pagi. Mata uang Garuda menguat 0,03 persen dibandingkan perdagangan Senin (12/10) sore di level Rp14.700 per dolar AS.

Pagi ini mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS.

Dolar Singapura melemah 0,15 persen, dolar Taiwan melemah 0,18 persen, peso Filipina melemah 0,27 persen, rupee India melemah 0,19 persen, yuan China melemah 0,10 persen, ringgit Malaysia melemah 0,16 persen, dan bath Thailand melemah 0,18 persen.

Hanya won Korea Selatan yang terpantau menguat 0,24 persen, sedangkan yen Jepang masih stagnan.

Sementara itu, mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,12 persen dan dolar Australia menguat 0,50 persen. Sebaliknya dolar Kanada melemah 0,18 persen dan franc Swiss melemah 0,05 persen

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memprediksi rupiah mendapatkan market mover dari peristiwa dalam negeri hari ini, salah satunya demo penolakan terhadap UU Cipta Kerja.

“Pelaku pasar akan mewaspadai aksi demo yang terjadi hari ini. Demo yang terkendali bisa menopang rupiah dan sebaliknya,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Sementara dari eksternal, ketidakpastian stimulus fiskal AS bisa memberikan tekanan ke nilai tukar emerging markets yang notabene aset berisiko terhadap dollar AS hari ini.

“Hari ini kemungkinan rupiah melemah dengan kedua sentimen di atas dengan potensi kisaran Rp14.650-14.800 per dolar AS,” tandasnya.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *