Sydney Dikhawatirkan Jadi Klaster Baru Covid-19 di Australia
Penduduk Sydney diperingatkan untuk menyetop kebiasaan berpesta ketika sebuah klaster virus korona (covid-19) muncul di sebuah pub di kota tersebut. Akibat hal tersebut, tiga pub di Sydney dan sekitarnya ditutup karena dianggap gagal mematuhi persyaratan jarak sosial.
Klaster baru ini muncul saat kota lainnya, Melbourne tengah melakukan penguncian (lockdown) selama enam pekan sejak Kamis lalu. Sementara negara bagian Victoria juga ditutup untuk mengendalikan penyebaran virus.
Dilansir dari AFP, Senin, 13 Juli 2020, pihak berwenang melaporkan ada 177 infeksi baru di dan sekitar Melbourne pada hari ini. Angka peningkatan infeksi baru sudah sepekan tanpa perubahan.
Asisten Komisioner Kepolisian New South Wales Tony Cokke mengecam warga yang berpesta di tengah pandemi. Dia menyebut hal tersebut sebagai ‘perilaku bodoh orang-orang di pesta dansa’.
Kebijakan pemerintah hanya mengizinkan penduduk hanya boleh menerima 20 tamu di rumah mereka. Saat ini, dilaporkan ada 21 infeksi baru yang berkaitan dengan Sydney Crossroads Hotel, yang merupakan tempat minum populer di sana.
Klaster ini dikhawatirkan dapat menyebarkan virus ke negara bagian lain. Sementara itu, buntut dari pesta tersebut, personel polisi militer diturunkan untuk menjaga penduduk tidak lagi berpesta.
Menteri Kepolisian Negara Bagian New South Wales David Elliott memperingatkan jika situasinya tidak dapat dikendalikan, maka pub akan ditutup lagi.
“Jika kita harus menutup hotel dan kelab lagi, para pelanggan harus mengambil bagian dari kebijakan itu,” katanya.
“Tapi kami berusaha sekuat tenaga memastikan bahwa hal tersebut tidak terjadi,” imbuhnya.
Selain menjaga agar warga tidak melanggar hukum, polisi juga menerapkan denda supaya penduduk jera. Denda yang diterapkan juga cukup besar hingga mencapai 4.000 dolar Australia atau berkisar Rp40,4 juta.
Sumber : medcom.id
Gambar : Dunia Tempo.co