Italia Berkabung atas Kematian 12.428 Orang karena Corona

Italia mengibarkan bendera setengah tiang pada Selasa (31/3) untuk berkabung atas kematian 12.428 orang akibat virus corona (Covid-19).

Pengibaran bendera setengah tiang diikuti dengan mengheningkan cipta yang dilakukan selama satu menit.

Wali Kota Roma Virginia Raggi yang hadir dalam upacara di pelataran Balai Kota Roma mengatakan corona telah melukai seluruh negeri. Ia mengajak masyarakat Italia untuk tetap tegar dan menghadapi virus corona yang masih menjadi ancaman hingga saat ini.

“Bersama-sama, kita (masyarakat Italia) akan melewati ini,” kata Virginia setelah seorang imam membacakan doa untuk para korban sebagaimana dilansir dari AFP.

Hari berkabung ini menandai satu bulan di mana Italia menyaksikan lebih banyak kematian akibat satu bencana sejak Perang Dunia II. Negara yang berpenduduk 60 juta orang ini telah mencatat hampir sepertiga dari seluruh kematian yang disebabkan oleh Covid-19 di seluruh dunia.

Lebih dari 4.000 orang saat ini menerima perawatan perawatan intensif untuk Covid-19 di Italia.

Virus itu pertama kali terdeteksi di dekat pusat keuangan bagian utara Milan pada akhir Februari, sebelum menyebar dan memenuhi rumah sakit dengan pasien yang sakit kritis.

Pemerintah Italia akhirnya memberlakukan Lockdown tiga minggu lalu, untuk membantu membendung penyebaran virus yang kini telah menginfeksi lebih dari 105 ribu orang di negara itu dan memutuskan pada Senin (30/3) untuk memperpanjang penutupan hingga setidaknya pertengahan April.

Penguncian paksa di hampir semua lini bisnis ini mengancam perekonomian negara terbesar ketiga Uni Eropa pada tahun lalu itu masuk ke jurang resesi.

Kendati ancaman tersebut, toko-toko dan restoran tetap tidak akan dibuka kembali sampai setidaknya pada Mei, dan tidak ada pejabat yang mau memprediksi kapan kegiatan akan kembali seperti semula.

Lobi bisnis besar Italia Confindustria, mengatakan pihaknya memperkirakan total output negara itu bakal menyusut enam persen jika pandemi tidak mereda pada akhir Mei, dan setiap minggu bakal memotong 0,75 persen lagi produk domestik bruto (PDB) Italia.

Pemilik bisnis-bisnis besar di sekitar kota utara Bergamo, wilayah dengan angka kematian tertinggi di dunia khawatir terhadap prospek jangka panjang.

“Mengatakan ‘tutup semuanya’ mungkin hal yang benar, tetapi itu tidak (bisa) berkelanjutan selamanya,” kata presiden cabang Bergamo lobi Stefano Scaglia kepada surat kabar Il Fatto Quotidiano.

Di sisi lain, Kepala Dewan Kesehatan Franco Locatelli menyebut perlambatan pertumbuhan virus secara bertahap berdasarkan tingkat kematian dan kasus infeksi baru sebagai tanda bahwa kebijakan Perdana Menteri Giuseppe Conte menunjukkan hasil.

“Kami melihat hasil, dan kami tidak akan melihat hasil itu tanpa langkah-langkah penahanan. Kami menuju arah yang benar dan kami tidak boleh mengubah strategi kami,” kata Locatelli.

Italia melaporkan 837 kematian pada hari Selasa (31/3) kemarin. Sementara, rekor kematian akibat virus corona terbanyak dalam satu hari yang terjadi di Italia adalah 969 kematian.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : detikNews

 

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *