Stok AS Melimpah, Harga Minyak Dunia Merosot

Harga komoditas minyak mentah cenderung melemah menyusul kabar stok minyak AS yang naik. Namun pelemahan yang terjadi tidak terlalu dalam karena hubungan AS-China yang membaik akhir-akhir ini serta kabar baik yang datang dari OPEC+.

Pagi ini Rabu (27/11/2019), harga minyak mentah jenis Brent turun 0,34% atau cenderung flat di US$ 64,05/barel. Hal serupa juga dialami oleh minyak mentah acuan AS yaitu West Texas Intermediate (WTI) yang terkoreksi tipis 0,36% ke level US$ 58,2/barel.

Pelemahan harga minyak menyusul kabar kurang mengenakkan tentang stok minyak mentah AS. American Petroleum Industry (API) mengumumkan stok minyak mentah AS naik 3,639 juta barel hingga 22 November lalu.

Padahal analis memperkirakan stok minyak mentah akan turun 418.000 barel. Kenaikan stok minyak AS pekan kemarin jauh melampaui prediksi analis. Namun kenaikan stok minyak pekan kemarin masih lebih rendah dibanding minggu sebelumnya yang naik hingga 5,9 juta.

Kenaikan stok minyak mentah mingguan AS akhirnya membuat harga minyak terkoreksi. Namun koreksi harga minyak tidak terlalu dalam menyusul kabar gembira terkait hubungan dagang AS-China yang kian mesra.

Akhir-akhir ini hubungan Washington-Beijing membaik. Kedua negara dikabarkan semakin dekat dengan kesepakatan damai dagang tahap I. Jika benar diteken maka ini akan jadi awal untuk mengakhiri konflik dagang yang sudah berlangsung selama 16 bulan terakhir.

Kabar terbaru, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa AS dan China sudah semakin dekat dengan kesepakatan. Ia juga mengatakan kesepakatan ini akan sangat signifikan.

“Kami sedang dalam putaran terakhir dalam pembahasan kesepakatan yang sangat penting. Bahkan saya rasa ini akan menjadi salah satu kesepakatan dagang terbesar dalam sejarah. Semua berjalan baik, tetapi pada saat yang sama kami ingin ada perbaikan di Hong Kong,” kata Trump kepada para jurnalis di Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.

Akibat perang dagang AS-China pertumbuhan ekonomi global jadi kena imbasnya. Pertumbuhan ekonomi global 2019 terus dipangkas. Terakhir IMF meramal ekonomi dunia tumbuh 3% pada 2019. Wajar saja muncul kekhawatiran akan permintaan minyak.

Kabar ini tentu menjadi sentimen positif untuk harga minyak mentah, mengingat permintaan minyak mentah juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Ketika ekonomi melambat permintaan minyak pun juga ikut melambat.

Kabar positif lain datang dari OPEC dan koleganya (OPEC+). Dari sisi pasokan, negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC bersama koleganya dikabarkan akan menggelar pertemuan 5 Desember nanti di Vienna. OPEC dan aliansinya (OPEC+) sepakat untuk memangkas produksi minyak mentah hingga 1,2 juta barel per hari (bpd).

Kesepakatan tersebut awalnya diperpanjang hingga Maret tahun depan. Namun kabar lain menyebutkan, dengan kondisi ekonomi seperti sekarang ini pemangkasan produksi dapat diperpanjang hingga pertengahan tahun 2020. Hal ini dilakukan untuk menstabilkan pasar.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *