Dolar AS Kehilangan Tenaga

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) melemah tajam terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Kondisi itu terjadi karena kekhawatiran perdagangan bertahan di sekitar pasar valuta asing global, mendorong penguatan mata uang safe haven termasuk yen Jepang dan franc Swiss.

Mengutip Antara, Selasa, 6 Agustus 2019, indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,57 persen menjadi 97,5234 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1202 dari USD1,1111 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2141 dari USD1,2157 pada sesi sebelumnya.

Dolar Australia turun menjadi USD0,6760 dibandingkan dengan USD0,6795. Dolar AS dibeli 106,03 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 106,56 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9736 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9824 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3217 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3211 dolar Kanada.

Presiden AS Donald Trump mencuit pada Kamis 1 Agustus bahwa ia akan menempatkan tarif tambahan 10 persen pada sisa USD300 miliar dari impor barang-barang Tiongkok mulai 1 September. Pengumuman itu telah mengganggu ekspektasi pasar dan menyebabkan pasar saham global serta valuta asing merosot.

Yuan Tiongkok melemah di atas 7,0 yuan per USD pada Senin 5 Agustus. Bank sentral Tiongkok, People’s Bank of China (PBOC) mengaitkan melemahnya mata uang dengan faktor-faktor termasuk tindakan sepihak dan proteksionisme, serta ekspektasi tarif tambahan untuk barang-barang Tiongkok.

Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 767,27 poin atau 2,90 persen menjadi 25.717,74 poin. Indeks S&P 500 berkurang 87,31 poin atau 2,98 persen menjadi 2.844,74 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir jatuh 278,03 poin atau 3,47 persen menjadi 7.726,04 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 jatuh, dengan sektor teknologi dan layanan komunikasi memimpin penurunan. Semua perusahaan komponen Dow diperdagangkan di wilayah merah dengan Apple merosot 5,23 persen dan memimpin kerugian.

Indeks Volatilitas CBOE, yang secara luas dianggap sebagai pengukur ketakutan terbaik di pasar, melonjak hampir 40 persen menjadi 24,59. Aksi jual pasar dipicu oleh kekhawatiran para pelaku pasar bahwa ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok bisa semakin meningkat.

Trump dalam cuitannya pada Kamis 1 Agustus mengungkapkan bahwa ia akan menempatkan tarif tambahan 10 persen pada sisa USD300 miliar impor barang Tiongkok mulai pada 1 September. Kondisi itu mau tidak mau membuat hubungan dagang dengan AS kembali memburuk.

 

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : trading forex

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *