Perlambatan Ekonomi Menghantui, Harga Minyak Terkoreksi

Harga minyak dunia bergerak turun di perdagangan pagi ini. Seperti pekan lalu, harga si emas hitam masih bergerak dalam rentang terbatas.

Pada Senin (29/7/2019) pukul 07:55 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet terkoreksi masing-masing 0,41% dan 0,21%. Sepanjang pekan lalu, harga brent naik 0,1% da light sweet melemah tipis 0,05%.

Koreksi harga minyak terjadi setelah pelaku pasar mengurangi eksposur ke pasar komoditas. Dalam sepekan terakhir, kontrak futures komoditas di New York dan London berkurang dari 33.232 menjadi 172.126, seperti diwartakan Reuters.

Sepertinya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global begitu menghantui pasar. Kini risiko perlambatan ekonomi global bertambah setelah Inggris memiliki perdana menteri baru, Boris Johnson.

Eks menteri luar negeri pada era kepemimpinan Theresa May ini dikenal sebagai sosok euroskeptik. Dia berjanji Inggris akan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober, deal or no deal.

“Apa yang terjadi, terjadilah. Do or die!” tegas Johnson dalam wawancara dengan TalkRadio pada 31 Oktober tahun lalu.

Kemungkinan No Deal Brexit (Inggris tidak mendapat kompensasi apa-apa saat keluar dari Uni Eropa) meningkat. Michael Gove, Anggota Parlemen dari Partai Konservatif, mengungkapkan bahwa No Deal Brexit adalah risiko yang semakin nyata.

“Kami tentu masih berharap bahwa mereka (Uni Eropa) berubah pikiran. Namun kami mesti bekerja dengan asumsi bahwa mereka tidak akan (berubah pikiran). No Deal adalah sebuah prospek yang nyata, dan kita harus memastikan siap untuk itu,” kata Gove dalam kolom di Sunday Times, kemarin.

No Deal Brexit tentu akan sangat memukul perekonomian Negeri John Bull karena ekspor ke Uni Eropa akan lebih sulit akibat pengenaan bea masuk. Ingat, No Deal Brexit membuat perjanjian perdagangan Inggris-Uni Eropa bakal batal demi hukum.

Inggris adalah perekonomian nomor lima dunia, sehingga perlambatan ekonomi di sana (bahkan disebut akan lebih parah dibandingkan saat krisis keuangan global satu dekade lalu) akan mempengaruhi percaturan global. Minimal akan menciptakan sentimen negatif di pasar keuangan.

Kecemasan terhadap perlambatan ekonomi semakin kuat dengan perkembangan terbaru di Inggris. Ini membuat investor agak grogi dan memilih bermain aman. Sayang, si emas hitam bukan piihan.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Rmol

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *