Dolar AS Tertekan Spekulasi Penurunan Suku Bunga AS

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Pelemahan terjadi karena investor tetap berhati-hati terhadap greenback di tengah spekulasi tinggi tentang potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS dan sanksi baru Washington terhadap Iran.

Mengutip Antara, Selasa, 25 Juni 2019, indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,24 persen menjadi 95,9838 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1400 dari USD1,1368 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,2742 dari USD1,2735 pada sesi sebelumnya.

Dolar Australia naik menjadi USD0,6966 dibandingkan dengan USD0,6926. Dolar AS dibeli 107,31 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 107,41 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9721 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9769 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3188 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3209 dolar Kanada.

Investor dan pedagang percaya bahwa pemotongan suku bunga the Fed akan menjadi kepastian pada Juli, karena probabilitas pelonggaran dalam suku bunga the Fed tetap 100 persen pada Senin 24 Juni, menurut alat FedWatch CME Group.

Ekspektasi luas seperti itu telah menekan greenback sejak bank sentral memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya stabil dan mengisyaratkan pemotongan suku bunga di masa depan minggu lalu.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menjatuhkan sanksi ekonomi tambahan terhadap Iran, termasuk sanksi keras terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan banyak lainnya. Trump mengklaim langkah itu datang setelah serangkaian perilaku agresif oleh rezim Iran dalam beberapa pekan terakhir.

Namun demikian, Trump pada Jumat 21 Juni membatalkan serangan balasan ke negara Timur Tengah pada menit terakhir setelah pesawat tersebut ditembak jatuh, yang membatasi kenaikan harga minyak. Ekspor minyak mentah Iran telah menurun sejauh ini menjadi 300 ribu barel per hari (bph) atau kurang, karena sanksi AS yang meningkat.

“Saya pikir beberapa premi risiko yang terbangun karena ketegangan AS dengan Iran sedikit berkurang. Saya kira kita juga mulai melihat kekhawatiran ekonomi dan kekhawatiran permintaan muncul kembali untuk pasar,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : ARAHKITA.COM

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *