Apple Hadapi Pukulan Baru dari Perang Dagang AS-China

Setelah kehilangan seperlima valuasi karena anjloknya sektor teknologi sejak Oktober, Apple Inc. kini menghadapi risiko penurunan lebih lanjut.

Risiko ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan ponsel pintar seperti iPhone serta laptop yang dirakit di China akan dikenakan tarif impor sebesar 10%.

Perusahaan sudah menghadapi laporan dari para pemasok komponen yang memangkas perkiraan, menandakan model iPhone baru yang diperkenalkan pada bulan September lalu tidak terjual sesuai ekspektasi.

Komentar Trump kepada Wall Street Journal bahwa ia mungkin memasukkan produk Apple dalam putaran tarif pada impor China menjadi pukulan tambahan.

“Mungkin. Mungkin. Tergantung berapa tarifnya,” kata Trump, seperi dikutp Reuters, mengacu pada ponsel dan laptop.

“Maksud saya, saya bisa membuatnya 10%, dan orang-orang dapat menerimanya dengan sangat mudah.” Saham Apple turun sekitar 1,6 persen dalam perdagangan Senin menyusul komentar tersebut.

AS akan menaikkan bea impor pada sekitar US$200 miliar barang dari China hingga 25% dari 10% pada 1 Januari 2019 mendatang. Sebagian besar iPhone dan produk Apple lainnya dirakit China dan kemudian diekspor secara global.

Hingga saat ini, Apple belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Sejauh ini, perangkat Apple yang paling menguntungkan seperti iPhone dan iPad, telah ditinggalkan dari cakupan tarif impor AS. Awal tahun ini, Apple mengatakan produk seperti Apple Watch dan AirPods akan terpengaruh sebelum AS mengatakan tidak akan mengenakan pajak pada barang-barang tersebut.

Namun, perusahaan memperingatkan pada bulan September, bahwa produk-produk lain, seperti Mac mini, stylus Apple Pencil, dan beberapa kabel, bisa dirugikan.

Apple telah memproduksi dalam skala kecil dari model iPhone lama di Brasil dan India dalam beberapa tahun terakhir untuk menghindari pajak lokal atas barang-barang impor. Trump pada beberapa kesempatan juga menyatakan bahwa Apple harus mengalihkan manufaktur iPhone ke AS.

Di tahun-tahun awal menjalankan Apple, Chief Executive Officer Tim Cook menjawab pertanyaan tentang peningkatan manufaktur di AS dengan mengatakan bahwa keahlian di China lebih kondusif untuk menghasilkan produk-produk perusahaan.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Cook telah mengubah pandangan itu dengan mengatakan dalam sebuah wawancara tahun ini bahwa “tidak benar bahwa iPhone tidak dibuat di AS.” Beberapa komponen, seperti penutup kaca smartphone, diproduksi di AS dan dikirim untuk perakitan di China.

Sejak Trump menjadi presiden, Cook telah bertemu dengannya beberapa kali dalam pertemuan besar dengan para eksekutif teknologi lainnya dan secara pribadi di Gedung Putih.

 

 

 

 

Sumber : Bisnis.com
Gambar : Tempo.co

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *