Data Inflasi AS Angkat Rupiah ke Rp15.555 per Dolar
Nilai tukar rupiah bertengger di Rp15.555 per dolar AS pada Rabu (14/12) pagi. Mata uang Garuda menguat 101 poin atau 0,65 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia berada di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,01 persen, baht Thailand menguat 0,01 persen, peso Filipina menguat 0,43 persen, won Korea Selatan menguat 0,52 persen, dan yuan China melemah 0,13 persen.
Dolar Singapura melemah 0,09 persen dan dolar Hong Kong melemah 0,07 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Sedangkan, mata uang utama negara maju terpantau bergerak bervariasi. Tercatat euro Eropa menguat 0,01 persen, poundsterling Inggris melemah 0,11 persen, dan franc Swiss melemah 0,03 persen.
Lalu, dolar Australia melemah 0,36 persen, dan dolar Kanada melemah 0,12 persen.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah bakal menguat pada pembukaan perdagangan pagi ini ditopang oleh inflasi AS yang tercatat 7,1 persen atau lebih rendah dari pembacaan Biro Statistik AS sebelumnya di 7,3 persen.
Data inflasi yang lebih rendah menurunkan ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga tinggi dalam rapat FOMC The Fed akhir tahun ini.
“Rupiah diperkirakan akan menguat oleh perlemahan dolar AS dan penurunan tajam pada imbal hasil obligasi AS setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan, memicu ekspektasi akan sikap yang lebih dovish oleh the Fed Powell pada pertemuan FOMC besok,” ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bakal bergerak di rentang Rp15 ribu per dolar AS – Rp15.600 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Market Bisnis