Harga Minyak Mentah Terkoreksi di Bawah USD100/Barel
Harga minyak mentah dunia terkoreksi pada pembukaan perdagangan hari ini. Harga minyak dunia terkoreksi atas tumbuhnya pasokan minyak karena pelepasan cadangan minyak di Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Investing.com, Senin, 29 Agustus 2022, harga minyak dunia acuan WTI turun 0,03 persen atau 0,04 poin ke level USD93 per barel. Harga minyak dunia acuan brent turun 0,03 persen atau 0,03 poin ke level USD98 per barel.
Menteri Energi AS Jennifer Granholm mendesak tujuh penyulingan termasuk Valero, ExxonMobil, dan Chevron untuk meningkatkan pasokan bahan bakar saat Amerika Serikat memasuki musim badai puncak.
Ekspor produk minyak AS yang tinggi telah menjadi perhatian pemerintahan Presiden Joe Biden musim panas ini karena harga bensin sempat mencapai rekor USD5 per galon, membantu mendorong inflasi ke level tertinggi 40 tahun. Harga bensin sejak itu turun menjadi sekitar USD3,86 per galon.
Harga bensin yang masih tinggi tetap menjadi ancaman bagi Joe Biden menjelang pemilihan paruh waktu 8 November, ketika mereka berharap untuk mempertahankan kendali kedua kamar Kongres.
Granholm mengatakan pemerintah sedang berbicara dengan pejabat negara di sepanjang Pantai Timur, dengan tingkat stok bensin berada pada titik terendah dalam hampir satu dekade.
Ini menempatkan cadangan bensin dan minyak pemanas di Timur Laut AS, yang menampung dua juta barel bahan bakar, dalam “siaga aktif” untuk potensi pelepasan cadangan minyak, dan mempersiapkan tindakan darurat lainnya.
Pabrik penyulingan mengatakan larangan ekspor dapat membanjiri pasar domestik dengan bahan bakar dan menyebabkan beberapa pabrik memangkas produksi, yang dapat menurunkan pasokan dan menekan harga.
Tekanan suku bunga
Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell berjanji bahwa alat bank sentral akan digunakan secara paksa untuk memerangi inflasi di AS yang masih mendekati level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun.
Powell menambahkan suku bunga yang lebih tinggi kemungkinan akan bertahan untuk sementara waktu. Secara historis, catatan menunjukkan peringatan terhadap pelonggaran kebijakan prematur. Pelaku pasar berspekulasi The Fed akan memangkas suku bunga tahun depan karena risiko resesi AS meningkat sementara pada saat yang sama ekspektasi inflasi mendingin.
Survei terbaru oleh The New York Fed menunjukkan ekspektasi inflasi rata-rata satu dan tiga tahun ke depan keduanya turun pada Juli 2022, masing-masing menjadi 6,2 persen dan 3,2 persen (vs 6,8 persen dan 3,6 persen pada Juni) Powell menjamin bahwa kenaikan harga di AS tidak akan mengakar atau terus meningkat untuk jangka waktu yang lebih lama.
Sumber : medcom.id
Gambar : CNN Indonesia