Rupiah Gagah ke Rp14.337 di Tengah Cemas Sanksi Tambahan untuk Rusia
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.337,5 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (5/4). Mata uang Garuda menguat 17,5 poin atau 0,12 persen dari Rp14.355 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya.
Sedangkan mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi pagi ini. Terpantau won Korea Selatan minus 0,05 persen, ringgit Malaysia naik 0,02 persen, yuan China minus 0,36 persen, peso Filipina yang menguat 0,06 persen, baht Thailand minus 0,03 persen, dan yen Jepang hijau 0,22 persen.
Adapun dolar Hong Kong dan dolar Singapura kompak stagnan. Sementara, mata uang utama negara cenderung melemah terbatas, seperti franc Swiss yang melemah 0,02 persen, dolar Kanada minus 0,02 persen, dan dolar Australia melemah 0,08 persen dari dolar AS.
Sedangkan, euro Eropa dan poundsterling Inggris terpantau tak bergerak.
Walau dibuka menguat, Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah akan tertekan karena meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap rencana penerapan sanksi baru ke Rusia.
“Rencana sanksi baru tersebut kembali mendorong naik harga minyak mentah dunia yang akan memicu inflasi lebih tinggi lagi,” katanya kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, sambung Ariston, sentimen kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif juga masih memberikan tekanan ke nilai tukar lainnnya terhadap dolar AS.
Namun di sisi lain, pelonggaran aktivitas ekonomi di dalam negeri masih menopang rupiah dan mungkin bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah.
Ariston memprediksikan nilai tukar rupiah hari ini bergerak dalam rentang Rp14.330-Rp14.380 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Liputan6.com