Geger Krisis Baru di Eropa, Inggris Akhirnya Pilih Batu Bara
Inggris mengalami kenaikan harga gas alam. Ini membuat negeri itu menjalankan pembangkit listrik tenaga batu bara untuk mengamankan pasokan.
Hal ini diakui perusahaan pembangkit listrik, Drax, Kamis (23/9/2021). Ketergantungan pada gas alam yang harganya naik dua kali lipat sejak Mei, membuat otoritas mengambil jalan ini sebagai solusi listrik tetap menyala bagi warga.
“Fasilitas ini (PLTU) telah memenuhi peran penting dalam menjaga lampu warga agar tetap menyala saat sistem energy berada di bawah tekanan yang cukup besar,” kata Drax dalam sebuah pernyataan ke AFP, Jumat (24/9/2021).
Drax memiliki PLTU terbesar di negara itu. Terletak di Yorkshire Inggris Utara.
“Kami sadar, negara ini mungkin memiliki masalah mendesak sekarang dan jika ada sesuatu yang dapat dilakukan Drax, kami akan melakukannya,” tegas Chief Executive Will Gardiner kepada Financial Times.
Drax sendiri sebenarnya telah menyatakan beralih ke biomass tahun ini. Hal tersebut terjadi di tengah tekanan untuk membantu mengatasi perubahan iklim.
Inggris sendiri berencana melepas ketergantungan ke PLTU Oktober 2021. Negeri yang menjadi tuan rumah pertemuan iklim COP ke 26 itu menargetkan nol karbon pada tahun 2050.
Sebelumnya harga gas melambung naik 250% sejak Januari. Pembukaan ekonomi pasca penutupan Covid-19 tahun lalu membuat permintaan gas tinggi, apalagi Eropa memasuki musim dingin.
Pasokan gas juga berkurang akibat penghentian produksi di fasilitas milik Amerika Serikat (AS). Ini juga akibat pengetatan aturan pasar karbon di Uni Eropa (UE).
Ada juga isu manipulasi perusahaan gas Rusia, Gazprom, untuk mendongkrak harga. Belum lagi listrik tenaga angin yang tak maksimal berfungsi saat musim dingin.
Di Negeri Ratu Elizabeth itu, tagihan listrik warganya saat ini merupakan yang paling mahal di Eropa. Tarif listrik telah naik tinggi, bahkan mencapai 475 pound atau sekitar Rp 9,3 juta.
Harga kontrak pembelian listrik juga mendekati rekor tertinggi di Inggris, karena banyaknya listrik yang diimpor dari Prancis. Tak sampai di situ saja, industri energi pun terancam bangkrut berjamaah.
Harga produksi listrik rata-rata 291,18 euro (Rp 4,8 juta) per megawatt-jam. Ini juga diprediksi membawa kelangkaan pangan.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia