Harga Minyak Menanjak Berkat Kenaikan BBM AS
Harga minyak dunia menanjak lebih dari 1 persen pada perdagangan Rabu (25/8), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan seiring kenaikan permintaan bahan bakar di Negeri Paman Sam ke level tertinggi sejak pandemi covid-19.
Dilansir dari Reuters, Kamis (16/8), harga minyak mentah acuan Brent naik US$1,2 atau 1,7 persen ke US$72,25 per barel.
Penguatan juga terjadi pada harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar 82 sen dolar AS atau 1,2 persen ke US$68,36 per barel.
Harga bensin berjangka AS juga tercatat naik 5,5 persen menjadi US$2,3008 per galon. Sepanjang sesi perdagangan, harganya sempat menyentuh US$2,3026 per galon atau tertinggi sejak 12 Agustus.
Badan Administrasi dan Informasi Energi AS (EIA) mencatat rata-rata empat mingguan untuk total pasokan produk minyak AS, yang menjadi indikator permintaan bahan bakar, naik menjadi hampir 21 juta barel per hari. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak Maret 2020 saat pemerintah setempat menerapkan pembatasan sosial.
Kilang minyak juga sudah meningkatkan kapasitas produksi menjadi 92,4 persen, tertinggi sejak akhir Juni. Hal itu menyebabkan persediaan minyak mentah AS ke level terendah sejak 2020.
Pekan lalu, EIA melaporkan stok minyak mentah AS turun 3 juta barel menjadi 432,6 juta barel, terendah sejak Januari 2020. Persediaan bensin AS juga turun 2,2 juta barel, lebih tinggi dari ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan 1,6 juta barel.
“Persediaan bensin telah ditarik karena permintaan tersirat telah pulih,” ujar Direktur Penelitian Komoditas Clipper Data Matt Smith.
Selain itu, penguatan harga minyak dunia sejak awal pekan ini juga dipengaruhi oleh penurunan pasokan Meksiko yang lebih dari 400 ribu barel per hari karena kebakaran pada Minggu lalu. Perusahaan minyak setempat mengatakan produksi kembali berjalan pada 30 Agustus mendatang.
“Sementara volatilitas tampaknya akan berlanjut, kami melihat kenaikan lebih lanjut untuk minyak karena normalisasi ekonomi global berlanjut dan OPEC tetap disiplin pada pasokan minyak mentah,” ujar Kepala Investasi UBS Global Wealth Management Mark Haefele.
UBS memperkirakan Brent naik ke level US$75 per barel pada Desember 2020.
Sementara itu, pelaku pasar masih mencermati penyebaran covid-19, terutama varian Delta, yang memicu kekhawatiran terkait permintaan minyak.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Pasardana