Pemprov Kaji Penerapan Ganjil Genap Saat Jakarta Makin Macet
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku pihaknya masih mengkaji menerapkan kebijakan ganjil genap untuk kendaraan bermotor. Saat ini arus lalu lintas di Ibu Kota mulai kembali padat.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya mencabut kebijakan ganjil genap sejak tahun lalu untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) di transportasi umum.
“Soal ganjil genap masih dalam kajian. Nanti sabar, memang ada peningkatan intensitas kepadatan lalu lintas,” kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa (20/4).
Merujuk data Dinas Perhubungan DKI Jakarta tanggal 9 Maret – 5 April 2021, mobilitas masyarakat memang meningkat. Volume lalu lintas kendaraan bermotor mengalami peningkatan sebesar 4,34 persen dibanding periode 12 Januari hingga 8 Februari 2021.
Pada periode tersebut, jumlah mobilitas masyarakat dengan tujuan retail dan rekreasi meningkat 9,43 persen. Kemudian, mobilitas masyarakat ke toko bahan makanan dan apotek meningkat 12,25 persen.
Selanjutnya, mobilitas masyarakat ke taman meningkat 11,86 persen, mobilitas ke pusat transportasi umum meningkat 9,04 persen, ke tempat kerja meningkat 3,89 persen. Sementara, mobilitas masyarakat di area pemukiman menurun 3 persen.
Kendati demikian, Riza menilai jika kondisi tersebut masih terkendali. Pihaknya bakal menyampaikan kepada publik jika akan memberlakukan kembali ganjil genap.
“Nanti akan segera kami sampaikan kepada media, publik. Kalau memang nanti mulai diberlakukan ganjil-genap. Kita akan lihat nanti,” tuturnya.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi turut mengakui jika mobilitas warga Jakarta meningkat dalam beberapa waktu belakangan, seolah penyebaran Covid sudah hilang.
“Dalam dua minggu terakhir, mobilitas penduduk DKI Jakarta naik dengan sangat drastis seolah Covid-19 sudah tidak ada,” kata Sonny.
Selain itu, tingkat kepatuhan warga ibu kota terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19 menurun sepekan ini. Seperti persentase penggunaan masker yang awalnya sudah mencapai 85 persen lebih, kini berkurang menjadi 80-81 persen.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mencabut kebijakan ganjil genap mulai Maret 2020. Anies mengambil kebijakan tersebut kala itu untuk menanggapi penyebaran virus corona di Ibu Kota.
Tak lama berselang, Anies justru berencana menerapkan kebijakan ganjil genap, bahkan untuk sepeda motor. Saat itu Anies beralasan jika penerapan ganjil genap untuk membatasi agar masyarakat tidak berpergian keluar rumah.
Namun, rencana Anies itu mendapat banyak penolakan. DPRD DKI saat itu meminta rencana ganjil genap bagi sepeda motor dikaji ulang, bahkan kalau bisa aturan itu tak diterapkan karena hanya menyusahkan rakyat kelas menengah ke bawah.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia