Terdingin dalam 20 Tahun, Suhu Ekstrem Spanyol Tewaskan 7 Orang
Masyarakat di wilayah sentral Spanyol bertahan di tengah suhu dingin ekstrem akibat terjangan badai salju. Setelah badai berlalu, salju tetap turun di sejumlah wilayah Spanyol, yang membuat temperatur udara turun drastis.
Dilansir dari laman BBC pada Selasa, 12 Januari 2021, setidaknya tujuh orang tewas akibat terjangan badai salju di Spanyol. Dua tambahan korban terbaru adalah tunawisma di Barcelona.
Guyuran salju yang tak kunjung berhenti membuat temperatur di Molina de Aragon dan Teruel turun drastis hingga minus 25 derajat Celcius. Ini merupakan suhu ekstrem terdingin di Spanyol dalam setidaknya 20 tahun terakhir.
Salju yang dibawa Badai Filomena ke Spanyol telah mengeras menjadi es dan mengganggu aktivitas warga, terutama di bidang transportasi. Kuantitas salju dan es di Spanyol lebih tinggi dari musim-musim dingin sebelumnya.
Molina de Aragon, tempat terdingin di Spanyol saat ini, berlokasi sekitar 197 kilometer dari Madrid. Temperatur super rendah itu sesuai dengan julukannya, yakni “Siberia-nya Spanyol.”
“Suhu dingin ini akan berlangsung selama beberapa hari, tapi kami akan tetap bertahan,” kata seorang warga lokal bernama Yoli Asensio kepada jurnalis BBC.
“Aktivitas sehari-hari sulit dilakukan. Ada begitu banyak salju, akses pulang pun ke rumah terhalangi. Beberapa orang tua jatuh terpeleset,” sambung dia.
Selain dua kematian di Barcelona, dua korban lainnya juga meninggal akibat temperatur dingin: dua di Madrid, dua di Malaga, dan satu di Zaragoza.
Suhu udara di Madrid juga terbilang dingin, yakni mencapai -16 derajat Celcius. Sejumlah rumah sakit di Madrid, yang sudah kewalahan akibat pandemi covid-19, harus menerima tambahan gelombang pasien yang sebagian besarnya terpeleset.
Menurut keterangan beberapa sumber kepada media El Mundo, terdapat sekitar 1.200 kasus patah tulang di Madrid pada Senin kemarin, yang semuanya diakibatkan insiden terkait salju dan es.
Sumber : medcom.id
Gambar : Internasional kompas