Terkoreksi Tipis-tipis, Nasib Harga Minyak di Tangan OPEC+
Harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif diperdagangkan mengalami koreksi pada pagi ini Rabu (19/8/2020). Koreksi terjadi ketika pasar menanti rilis data resmi stok minyak AS mingguan dan hasil pertemuan para menteri OPEC+.
Pada 09.45 WIB, harga minyak berjangka Brent dibanderol US$ 45,18/barel atau turun 0,62%. Untuk minyak acuan Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) dipatok di US$ 42,71/barel atau turun 0,42%.
Salah satu sentimen yang membuat harga minyak terkoreksi adalah macetnya pembahasan stimulus tambahan di kongres AS.
“Kekhawatiran akan permintaan membebani harga minyak, dengan stimulus ekonomi AS masih belum terlihat begitu juga dengan pembicaraan perdagangan AS-China ditunda,” kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum riset di Nissan Securities.
Reuters melaporkan, Presiden AS Donald Trump mengatakan pembicaraan dagang dengan China ditunda. Ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak ingin berbicara dengan China sekarang.
Hal ini tentu menjadi sentimen negatif untuk pasar energi primer terutama minyak. Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai hingga tensi geopolitik yang tinggi membuat prospek ekonomi menjadi suram, begitu juga dengan permintaan minyak.
Apalagi ditambah kemungkinan OPEC+ sebagai eksportir minyak utama dunia tak akan mengotak-atik kuota pemangkasan produksi bulan ini. Para menteri OPEC+ dikabarkan akan menggelar pertemuan melalui video konferensi hari ini untuk memutuskan nasib produksi ke depan.
Menurut salah satu sumber OPEC+, tingkat kepatuhan negara-negara anggota terhadap kesepakatan pemangkasan output di bulan Juli berada di level yang tinggi yaitu 95% – 97%.
Meski melemah, koreksi harga minyak terbilang tak terlalu dalam. Kabar baik yang datang dari Negeri Paman Sam cukup membuat harga emas hitam ini berada di atas US$ 45/barel untuk Brent dan US$ 42/barel untuk WTI.
“Namun penurunan [harga] dibatasi oleh berita positif seperti penurunan stok minyak mentah AS,” kata Kikukawa yang memprediksi harga akan tetap dalam kisaran ketat di tengah sinyal beragam.
Sisi positifnya, persediaan minyak mentah AS turun 4,3 juta barel menjadi sekitar 512 juta barel, mengacu pada data industri dari American Petroleum Institute (API). Penurunan stok minyak mentah riil tersebut lebih besar dari ekspektasi analis yang memperkirakan stok turun 2,7 juta barel.
Kini selain tertuju pada OPEC+, semua mata juga menyorot rilis data resmi stok minyak AS yang akan dirilis oleh Energy Information Agency (EIA) malam nanti.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : MerahPutih