Awali New Normal, Ini 3 Sebab Terbangnya Harga Minyak
Harga minyak West Texas intermediate (WTI) menguat 2,32% ke posisi US$ 34,06 per barel pada Selasa, (26/05/2020). Kemudian harga minyak Brent naik sebesar 0,84% ke posisi 35,90 per barel.
Pengamat minyak dan gas (migas) Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto mengatakan mengatakan ada tiga hal yang menyebabkan harga minyak naik. Pertama, negara-negara AS, Eropa yang mulai melonggarkan lockdown, sinyal ekonomi mulai bergerak lagi, dan demand sudah mulai ada.
Kedua, OPEC+ bersedia menambah pemotongan produksi. “Ketiga, koreksi supply, berkurangnya produksi dan shale oil,” ungkap Pri kepada CNBC Indonesia, Selasa, (26/05/2020).
Penguatan di pasar didukung oleh komentar dari Rusia yang melaporkan produksi minyaknya yang turun hampir mendekati target 8,5 juta barel per hari (bpd) untuk periode Mei dan Juni.
Ini menunjukkan komitmen Rusia sebagai salah satu produsen minyak global untuk mendukung kesepakatan yang diambil Arab dan produsen lainnya (OPEC+) untuk menaikkan harga minyak yang sudah jatuh 45% di sepanjang tahun ini. Di sisi lain, rencana Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait selaku anggota OPEC untuk memangkas produksi lebih besar lagi secara sukarela pada Juni nanti juga jadi faktor yang membuat fundamental komoditas ini membaik dari sisi pasokan.
“Jelas rencana pemangkasan itu telah berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan,” kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di ANZ Bank, melansir Reuters.
Negara-negara anggota OPEC+ dijadwalkan akan bertemu lagi pada awal Juni untuk membahas tentang kemungkinan mempertahankan pemangkasan pasokan mereka guna menopang harga. Para kartel minyak tersebut sebelumnya menyepakati untuk memangkas output hingga 9,7 juta bpd untuk bulan Mei dan Juni pada April lalu. Di sisi lain, pelonggaran lockdown di berbagai negara membuat prospek permintaan minyak membaik. Negara-negara Eropa seperti Perancis dan Jerman secara bertahap mulai membuka kembali ekonominya.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Kompas.com