H-1 Kopdar Arab-Rusia, Harga Minyak Mentah Melesat
Harga minyak mentah naik pada perdagangan pagi waktu Asia hari ini jelang pertemuan Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak dan koleganya (OPEC+) besok.
Pada Rabu (8/4/2020), harga minyak mentah kontrak futures melesat lebih dari 2%. Brent kini sudah dibanderol di atas US$ 30/barel atau tepatnya di US$ 32,61/barel setelah menguat 2,32%.
Sementara itu minyak mentah acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) menguat lebih tinggi 5,42% ke US$ 24,91/barel.
Pertemuan Kamis (9/4/2020) antara anggota OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, secara luas diperkirakan akan lebih sukses daripada pertemuan mereka pada awal Maret.
Awal Maret lalu OPEC+ terbelah dan gagal capai konsensus untuk pangkas produksi minyak ekstra guna stabilkan harga di tengah wabah corona.
Kala itu Arab Saudi sebagai pemimpin ‘de facto’ OPEC mengusulkan pemangkasan produksi minyak lebih dalam 1,5 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun. Namun usulan itu ditolak oleh Rusia yang merasa upaya pemangkasan produksi minyak adalah kesia-siaan belaka karena produksi minyak AS yang naik.
Arab Saudi, negara-negara anggota OPEC dan Rusia kemungkinan setuju untuk memangkas produksi, tetapi kesepakatan itu dapat bergantung pada apakah Amerika Serikat akan setuju dengan pemotongan.
Departemen Energi AS mengatakan pada hari Selasa bahwa output AS sudah menurun tanpa tindakan pemerintah. Tetapi masih ada keraguan tentang peran Amerika Serikat dalam pembatasan produksi.
“Arab Saudi dan Rusia terus menuntaskan kesepakatan … Yang jelas adalah bahwa Amerika Serikat harus terlibat,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan, melansir Reuters.
Jika Arab Saudi dan Rusia sepakat untuk pangkas produksi minyak sebesar 10 – 15 juta bpd (setara dengan 10-15% produksi minyak global), hal ini memang jadi kabar gembira bag pasar.
Namun yang perlu diingat adalah, jika permintaan minyak anjlok sebanyak 30 juta bpd artinya masih ada kelebihan suplai sekitar 15-20 juta bpd. Hal ini berpotensi membuat kenaikan harga tak akan membawa minyak ke level sebelumnya.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Tempo.co
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]