Potensi Pelemahan Dolar AS Jadi Penggerak Utama Pasar Hari Ini
Dolar AS terpantau masih melanjutkan pelemahannya menanti kepastian penggelontoran stimulus paket kebijakan US$2 triliun oleh Pemerintah AS. Sentimen itu menjadi faktor utama penggerak aset-aset berisiko pada perdagangan Kamis (26/3/2020).
Analis Monex Investindo Futures Andian mengatakan bahwa pasar saat ini akan fokus terhadap pergerakan dolar AS yang berpotensi terus dalam tekanan seiring dengan optimisme pasar menanti hasil voting senat AS terkait paket kebijakan ekonomi terbesar dalam sepanjang sejarah Pemerintahan AS.
“Walau terus menghembuskan komentar -komentar positif, pertemuan senat AS untuk menyetujui RUU stimulus ekonomi untuk mengurangi beban wabah corona bagi rakyat AS, masih tertahan dan akan diselesaikan dengan voting pada hari ini. Itu berpeluang semakin menekan dolar AS,” ujar Andian seperti dikutip dalam publikasi risetnya, Kamis (26/3/2020).
Selain itu, Bank of England juga dijadwalkan merilis kebijakan moneter terbaru pada pukul 19.00 WIB.
Andian mengatakan bahwa setelah langkah pemangkasan mendadak di pekan lalu, ada kemungkinan BOE hanya akan merilis notula rapat kebijakan moneter pada pekan lalu. Bila ada pernyataan dan notula BOE lebih dovish, hal itu berpotensi melemahkan pasangan GBP/USD.
Berikut proyeksi pergerakan pasar mata uang utama dan beberapa komoditas di tengah terkoreksinya greenback.
EMAS
Harga emas berpeluang naik menguji resistan US$1.620-US$1.640 per troy ounce, bila dolar AS melanjutkan pelemahan dan bila minat pada aset aman meningkat. Sebaliknya, bila pelemahan dolar memicu penguatan aset berisiko, harga emas berpeluang turun menguji support US$1.550-US$1.590 per troy ounce.
Pada perdagangan Kamis (26/3/2020) hingga pukul 10.04 WIB, harga emas di pasar spot melemah 0,8 persen di level US$1.604 per troy ounce.
MINYAK
Meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap permintaan minyak mentah yang melemah seiring dengan pembatasan perjalanan akibat penyebaran virus corona atau COVID-19, harga minyak berpotensi turun menguji support US$23-US$23,80 per barel. Level resisten pada kisaran US$24,90-US$25,20 per barel.
Pada perdagangan Kamis (26/3/2020) hingga pukul 10.04 WIB, harga minyak WTI di bursa Nymex bergerak turun 1,63 persen ke level US$24,09 per barel.
EUR/USD
Euro berpotensi menguat untuk menguji level resisten 1,0950-1,1110 dolar AS per euro bila dolar melanjutkan pelemahan, sedangkan level support pada kisaran 1,0790-1,0850 dolar AS per euro.
Pada perdagangan Kamis (26/3/2020) hingga pukul 10.04 WIB, euro di pasar spot menguat 0,28 persen ke level 1,0913 dolar AS per euro.
GBP/USD
Pound sterling berpeluang naik menguji resisten di kisaran 1,1915-1,2000 dolar as per pound sterling, bila dolar AS lanjutkan pelemahan jelang voting RUU stimulus ekonomi AS. Sementara itu, level support pound sterling berada pada kisaran 1,1640-1,1750 dolar AS per pound sterling.
Pada perdagangan Kamis (26/3/2020) hingga pukul 10.04 WIB, pasangan GBP/USD melemah 0,18 persen ke level 1,1857 dolar AS per pound sterling.
USD/JPY
Yen berpeluang terpresiasi dalam jangka pendek menguji support 109,50-110,25 yen per dolar AS, bila minat terhadap dolar AS kembali melemah jelang voting stimulus. Level resisten pada kisaran 111,35-112 yen per dolar AS.
Pada perdagangan Kamis (26/3/2020) hingga pukul 10.04 WIB, yen menguat 0,41 persen ke level 110,75 yen per dolar AS.
Sumber : bisnis.com
Gambar : CNN Indonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]