Sentimen Virus Corona Reda, Rupiah Menguat pada Rabu Pagi
Nilai tukar rupiah menguat ke Rp13.632 per dolar AS atau sebesar 0,08 persen pada perdagangan pasar spot, Rabu (29/1) pagi. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp13.644 per dolar AS pada penutupan pasar, Selasa (28/1).
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga menguat terhadap dolar AS. Terpantau, ringgit Malaysia 0,19 persen, baht Thailand 0,18 persen, dan won Korea 0,17 persen.
Selanjutnya, dolar Singapura menguat 0,03 persen, diikuti dolar Hong Kong yang menguat tipis 0,01 persen. Di sisi lain, pelemahan hanya terjadi pada lira Turki yang sama-sama melemah tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Dolar Kanada dan poundsterling Inggris melemah sebesar 0,05 persen dan 0,01 persen. Sementara dolar Australia menguat 0,12 persen, dan euro sebesar 0,03 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah pagi ini disebabkan oleh sentimen dari meredanya kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona.
“Pelemahan rupiah terhadap dolar AS kemungkinan tertahan hari ini karena aset-aset berisiko di emerging markets mulai menguat karena redanya kekhawatiran atas Virus Corona,” kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (29/1).
Selain itu, Ariston juga menyebut longgarnya kebijakan bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) di 2020 menjadi salah satu penyebab meningkatnya penguatan rupiah.
Menurut Ariston, kini perhatian pasar beralih ke keputusan kebijakan moneter The Fed. Ia mengatakan bahwa sebagian pasar berekspektasi The Fed masih akan menerapkan kebijakan moneter yang longgar, di mana kebijakan longgar ini bisa mendorong pelemahan dollar AS.
Sementara itu, The Fed akan mengambil keputusan mengenai kebijakan moneter pada Kamis (30/1) pukul 02.00 WIB dini hari.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.600 hingga Rp13.650 per dolar AS pada hari ini.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Okezone Ekonomi
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]