Harga SUN Berpotensi Turun Bersama Pelemahan Rupiah
Imbal hasil surat utang negara (SUN) diperkirakan akan bergerak naik pada perdagangan Selasa (2/10). Hal ini disebabkan oleh potensi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan kenaikan imbal hasil US Treasury jelang lelang SUN hari ini.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail menyampaikan, imbal hasil US Treasury jangka menengah (10 tahun) naik 2 bps ke level 3,08%, sedangkan imbal hasil US Treasury jangka panjang (30 tahun) naik 1 bps ke level 3,23%. “Kenaikan ini didorong oleh kenaikan harga minyak serta turunnya risiko konflik perang dagang antara AS dan Kanada,” sebutnya dalam riset, hari ini.
Pergerakan harga minyak mentah dan gas alam dunia memang mendongkrak kenaikan imbal hasil US Treasury. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 2% ke level US$ 75,30 per barel pada Senin malam. Di saat yang sama, harga gas alam dunia naik 0,78% ke level US$ 3,11 per mmbtu.
Harga minyak dunia mencapai level tertinggi sejak tahun 2014. Hal ini ditopang oleh positifnya ekspektasi investor terhadap ekonomi AS pasca disepakatinya perjanjian baru NAFTA.
Dengan hasil ini, imbal hasil SUN berpotensi mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini. Mikail memprediksi, imbal hasil SUN hari ini akan bergerak di kisaran 8,10%–8,20%. Adapun seri obligasi negara yang ia rekomendasikan hari ini antara lain FR0077, FR0078, FR0072, dan FR0075.
Sumber : Kontan
Gambar : Saham Online
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]