Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Mulai Masuki Rumah Warga Banjarmasin
Kabut asap tipis yang menyelimuti beberapa kawasan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan sejak Senin (17/9) dini hari hingga pagi, terpantau mulai masuk ke dalam rumah-rumah penduduk. Kabut asap ini diduga akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Hal itu berdasarkan pantauan Antara Kalsel di sejumlah kawasan di Banjarmasin yang sejak Senin dini hari diselimuti kabut dengan ketebalan bervariasi.
Beberapa warga Pemurus Dalam, Kelurahan Pemurus, Kecamatan Banjarmasin Selatan mengaku mata mereka terasa perih karena pengaruh kabut asap.
Pengakuan tersebut diutarakan oleh Hana, seorang ibu rumah tangga, serta Mugni, pensiunan pegawai negeri sipil (PNS)
Udara pun terasa berbau karena pengaruh Karhutla. Banyak penduduk memakai masker guna menghindari atau setidaknya mengurangi menghirup udara yang tercemar itu.
Kabut asap juga menyelimuti arah keluar Banjarmasin dengan tingkat ketebalan kabut bervariasi. Namun kabut asap yang menyelimuti beberapa kawasan Banjarmasin tersebut belum mengganggu kelancaran lalu lintas, baik untuk angkutan darat maupun udara dan air.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan meminta tambahan helikopter water bombing (pengebom air) untuk mengatasi Karhutla setempat.
“Kami meminta tambahan heli ke BNPB dan sudah diproses pergeseran dua heli dari Kalteng dan Kalbar memperkuat pengeboman di Kalsel,” kata Kepala BPBD Kalsel Wahyudin di Banjarbaru.
Ia mengatakan permintaan heli tambahan karena satu unit heli yang didatangkan BNPB sejak pertengahan Agustus lalu cukup kewalahan mengatasi titik karhutla yang tidak mengalami penurunan.
“Setiap hari selalu ada lahan terbakar baik lahan kosong maupun lahan gambut sehingga setiap hari pula satu unit heli diturunkan untuk melakukan penyiraman lahan yang terbakar,” ujar Wahyudin.
Ia mengatakan seluruh wilayah Kalsel terdapat kawasan yang terbakar dengan luasan bervariasi. Status siaga darurat Karhutla pun ditetapkan di Kalsel.
“Rekapitulasi luasan lahan terbakar dari data hari Jumat (14/9) mencapai 2.005 hektare yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota se-Kalsel sebanyak 13 kabupaten dan kota,” kata Wahyudon.
Ia menambahkan luasan lahan terbakar yang mencapai dua ribu hektare lebih itu terjadi sejak tanggal 1 Januari hingga 14 September 2018 dengan jumlah 552 kali kebakaran hutan dan lahan.
Dari 13 kabupaten/kota di Kalsel, luasan lahan paling banyak terbakar berada di Kota Banjarbaru yang mencapai 467,03 hektare. Urutan kedua yang banyak lahannya terbakar adalah Kabupaten Banjar seluas 418,33 hektare, Kabupaten Tapin 334,65 hektare, dan Kabupaten Tanah Laut 311,1 hektare.
Kemudian, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 170,6 hektare, Hulu Sungai Utara 96 hektare, Kotabaru 47,9 hektare, Hulu Sungai Tengah 32,3 hektare dan Tanah Bumbu seluas 39 hektare.
Selanjutnya, Kabupaten Balangan 45 hektare, Tabalong 28,5 hektare, Barito Kuala seluas 12,3 hektare dan Kota Banjarmasin 2 hektare.
Sumber Berita : cnnindonesia.com
Sumber foto : CNN Indonesia
[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]