Rupiah Layu di Rp15.722 Tertekan Lonjakan Imbal Hasil Obligasi AS
Nilai tukar rupiah bertengger di Rp 15.722 per dolar AS pada Rabu (18/10) pagi.
Mata uang Garuda melemah 6 poin atau minus 0,04 persen dibandingkan penutupan di hari sebelumnya.
Namun, mata uang Asia dominan perkasa. Rupee India naik 0,02 persen, yen Jepang tumbuh 0,05 persen, baht Thailand merangsek 0,08 persen, won Korea Selatan melesat 0,15 persen, dan yuan China terbang 0,21 persen.
Sedangkan pelemahan dialami dolar Hong Kong yang turun 0,01 persen, peso Filipina minus 0,02 persen, dolar Singapura merosot 0,03 persen, dan ringgit Malaysia ambruk 0,24 persen.
Sementara itu, mata uang utama negara maju mayoritas kokoh. Poundsterling Inggris turun 0,10 persen, euro Eropa minus 0,01 persen, franc Swiss melesat 0,11 persen, dolar Australia plus 0,11 persen, dan dolar Kanada naik 0,06 persen.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong meramal rupiah akan melemah hari ini.
“Terjadi karena dolar AS menguat setelah data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan serta pernyataan hawkish dari Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kashkari melonjakkan imbal hasil obligasi AS,” katanya kepada CNNIndonesia.com.
Ia memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp15.650 sampai Rp15.750 per dolar AS pada hari ini.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeritaSatu.com