Gempa Dahsyat Kembali Guncang Afghanistan, 1 Orang Tewas 93 Terluka
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,3 mengguncang Afghanistan barat hari Minggu ini, 15 Oktober 2023, menurut data Badai Survei Geologi Amerika Serikat atau USGS. Gempa terjadi di wilayah yang sama di mana lebih dari 1.000 orang tewas akibat guncangan dahsyat pekan lalu.
Menurut catatan USGS, gempa terjadi pukul 08.00 pagi dengan episentrum berlokasi sekitar 33 kilometer dari barat laut kota Herat, ibu kota provinsi barat yang memiliki nama yang sama. Gempa susulan berkekuatan magnitudo 5,5 terjadi 20 menit kemudian.
Abdul Qadeem Mohammadi, kepala dokter di Rumah Sakit Daerah Herat, mengatakan kepada AFP bahwa “sejauh ini telah tercatat 93 orang terluka dan satu orang meninggal.”
Pejabat manajemen bencana nasional mengatakan mereka masih menyelidiki skala kerusakan.
Seorang reporter AFP di kota Herat mengatakan sebagian besar penduduk masih tidur di luar, seminggu setelah dimulainya serangkaian gempa di wilayah tersebut. Banyak dari mereka takut gempa susulan akan merobohkan rumah mereka di malam hari. Namun beberapa dari mereka sudah mulai berani tidur di dalam ruangan lagi.
Mencari Penyintas
“Masyarakat Herat panik dan takut,” kata Hamid Nizami, pemilik toko berusia 27 tahun. “Alhamdulillah, kejadian ini terjadi pada siang hari, di saat orang-orang dalam keadaan terjaga,” sambungnya.
Pada 7 Oktober, gempa berkekuatan magnitudo 6,3 dan delapan gempa susulan mengguncang Herat, merobohkan banyak rumah di area pedesaan.
Pemerintah Afghanistan di bawah kelompok Taliban mengatakan bahwa lebih dari 1.000 orang tewas dalam gempa minggu lalu. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan angkanya hampir mencapai 1.400 hingga Sabtu malam.
Getaran lain dengan intensitas sama menewaskan satu orang dan melukai 130 lainnya, beberapa hari setelah gempa awal. Sementara ribuan warga yang ketakutan terpaksa kehilangan tempat berlindung, dan para sukarelawan menggali reruntuhan bangunan untuk mencari korban selamat.
Gempa tersebut diikuti badai debu yang merusak tenda-tenda yang ditinggali para penyintas. “Banyak warga negara kita yang tidak punya tempat tinggal, dan malam semakin dingin,” sebut Nizami.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id