Hari Ketiga Kunjungan ke Afrika, Jokowi Bertemu dengan Presiden Tanzania
Melanjutkan rangkaian kunjungan kenegaraan hari ketiganya di Afrika pada Selasa, 22 Agustus 2023, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Republik Persatuan Tanzania Samia Suluhu Hassan.
Pagi hari, Presiden menuju Dar Es Salaam State House di Dar Es Salaam untuk mengikuti rangkaian upacara penyambutan kenegaraan bersama Presiden Tanzania.
Dalam kegiatan tersebut nantinya kedua negara akan menggelar pertemuan bilateral untuk membahas sejumlah kerja sama antara kedua negara dan menandatangani sejumlah nota kesepahaman.
Pada siang harinya, Presiden Jokowi beserta rombongan diagendakan untuk lepas landas menuju Maputo, Republik Mozambik, demikian disampaikan dalam rilis yang diterima Liputan6.com dari KBRI Dar Es Salaam, Selasa (22/8/2023).
Untuk diketahui, kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ini merupakan kunjungan pertama Presiden Indonesia ke Tanzania dalam 30 tahun terakhir setelah Presiden Soeharto pada tahun 1991.
Turut serta dalam kunjungan Presiden di Tanzania yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, dan Duta Besar RI untuk Republik Persatuan Tanzania Tri Yogo Jatmiko.
DPR Puji Langkah Presiden Jokowi ke Afrika, Peluang Buka Kerja Sama Ekonomi
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke empat negara di kawasan Afrika, Minggu 20 Agustus 2023. Adapun kunjungan ini pertama kali sejak menjabat presiden pada 2014 dengan tujuan ke Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan.
Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid mengapresiasi dan mendukung kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke sejumlah negara di benua Afrika.
Menurut dia, kunjungan ini meneguhkan komitmen Indonesia akan persatuan dan konektivitas Asia-Afrika dengan semangat Konferensi Asia-Afrika (KAA), Gerakan Non-Blok (GNB), dan Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS).
Politikus Golkar ini menilai, kunjungan kenegaraan ini menandakan prioritas politik luar negeri Indonesia di bawah Presiden Jokowi bisa membuka hubungan ekonomi yang lebih erat dengan negara-negara Afrika.
“Saya berpendapat dengan visi kewirausahaannya, Presiden Jokowi dapat membuka jalan Indonesia untuk dapat menjadi kekuatan besar dengan menggalang kerja sama yang setara dengan negara-negara di Afrika,” kata Meutya dalam keterangannya, Senin (21/8/2023).
Semangat Bandung 1955, lanjut dia, adalah seruan KAA akan hubungan ekonomi Asia-Afrika yang kuat.
“Kunjungan ini sangat terasa ajakan historis Presiden Jokowi yang memanfaatkan Semangat Bandung untuk keuntungan ekonomi dan membawa kemakmuran bersama di negara-negara Asia dan Afrika,” ungkap Meutya.
Susun Prioritas Perdagangan dan Investasi di Afrika
Meutya juga mendorong Kemlu beserta perwakilan RI di luar negeri sebagai mitra Komisi I DPR untuk menyusun pemetaan prioritas perdagangan dan investasi di kawasan Afrika, bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di dalam negeri.
“Termasuk BUMN, pemerintah daerah, pelaku usaha nasional dan diaspora Indonesia,” jelas dia.
Meutya menegaskan, priotitas politik luar negeri Indonesia di Afrika adalah langkah yang Panjang. Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh pemangku kepentingan, pemerintah, swasta, kampus, masyarakat sipil, termasuk DPR RI untuk menciptakan infrastruktur diplomasi yang kuat.
“Dengan cara mengerahkan secara total seluruh sumber daya, sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan diplomasi dan hubungan luar negeri,” pungkasnya.
Sumber : liputan6.com
Gambar : Presiden RI