Dolar Melempem di Tengah Perlambatan Inflasi AS

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) terpantau melemah pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Pelemahan terjadi karena data menunjukkan inflasi telah terpangkas setengahnya dari puncak tahun lalu, sementara laporan pekerjaan Inggris mengangkat poundsterling.

Mengutip Xinhua, Rabu, 14 Juni 2023, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,30 persen pada 103,3370 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro naik jadi 1,0790 dolar dari 1,0756 dolar pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi 1,2602 dolar dari 1,2505 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Sedangkan dolar AS turun menjadi 1,3311 dolar Kanada dari 1,3371 dolar Kanada pada akhir perdagangan. Dolar AS dibeli 140,2840 yen Jepang, lebih tinggi dari 139,5750 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9059 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9096 franc Swiss. Dolar AS turun menjadi 10,7138 Krona Swedia dari 10,8117 Krona Swedia.

Indeks harga konsumen (CPI) AS pada Mei naik empat persen dari tahun sebelumnya, Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengatakan, jauh di bawah puncak baru-baru ini 9,1 persen du Juni lalu dan turun dari kenaikan 4,9 persen di April.

Diharapkan The Fed akan melewatkan kenaikan suku bunga selama pertemuan dua hari. Akan tetapi kemungkinan dimulainya kembali kenaikan suku bunga pada Juli tidak dapat dikesampingkan. Saham berjangka AS memperpanjang kenaikan.

Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat terpantau menguat pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Hal itu terjadi setelah data inflasi Mei menambah optimisme investor bahwa Federal Reserve akan melewatkan kenaikan suku bunga pada Rabu waktu setempat (Kamis WIB).

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 145,79 poin atau 0,43 persen menjadi 34.212,12. Sedangkan indeks S&P 500 bertambah 30,08 poin atau 0,69 persen menjadi 4.369,01. Indeks Komposit Nasdaq naik 111,40 poin atau 0,83 persen menjadi 13.573,32.

Sebanyak 10 dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor material dan industri memimpin kenaikan dan naik masing-masing 2,33 persen serta 1,16 persen. Sedangkan utilitas melawan tren dengan kehilangan 0,06 persen.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *