Pence Terjun ke Pemilu AS 2024, Siap Lawan Trump dan DeSantis

Mantan wakil presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence memutuskan terjun ke pencalonan pemilihan umum 2024, menawarkan alternatif bagi kandidat calon presiden dari Partai Republik. Sejauh ini, persaingan bakal capres dari Republik sudah diisi oleh mantan presiden Donald Trump dan Gubernur Florida Ron DeSantis.

Pence, seorang Kristen evangelis, telah mengajukan dokumen persyaratan pemilu ke Komisi Pemilihan Federal menjelang deklarasi resmi pada Selasa, 6 Juni 2023, di negara bagian Iowa.

Berusia 63 tahun, Pence sempat mengasah reputasinya sebagai wakil presiden yang sangat setia dengan Trump selama empat tahun pemerintahan. Namun ia dianggap ‘berkhianat’ setelah menolak seruan Trump untuk menggunakan perannya sebagai ketua senat dalam upaya membatalkan hasil pemilu AS 2020.

Dibebani terus-menerus oleh Trump setelah kemenangan Joe Biden — dan bahkan dicemooh di konferensi Republik dengan teriakan “pengkhianat!” — Pence terus memuji sang taipan di depan umum.

Namun situasi berubah setelah tudingan Trump tentang penipuan pemilu membuat sebagian pendukungnya menyerukan agar Pence digantung di US Capitol.

‘Kristen, konservatif, Republik’

Sejak dua tahun terakhir, Pence telah menghabiskan sebagian besar waktunya berkeliling Iowa dan New Hampshire, dua negara bagian yang mengadakan pemungutan suara lebih awal. Tur ini dilakukan untuk memperkuat visi politiknya sebagai sosok “Kristen, konservatif, Republik.”

Dikutip dari laman Malay Mail, masuknya Pence tidak terlalu mengubah dinamika balapan yang dibagi ke dalam tiga jalur – Trump, saingan terdekatnya DeSantis, dan kandidat ketiga.

Pence membingkai dirinya sebagai seorang Republikan tradisional, yang peduli dengan tanggung jawab fiskal dan nilai-nilai keluarga, serta dapat mewujudkan kebijakan ekonomi Trump tanpa drama.

Tetapi ia juga memperlihatkan sikap berbeda dari Trump dan DeSantis lewat dukungan kuatnya terhadap Ukraina dan menolak mengesampingkan pemotongan skema pembayaran kesejahteraan masyarakat AS.

Walau politiknya populer di kalangan pendukung Republik, sejumlah kritikus mempertanyakan apakah Pence memiliki konstituen di partai yang sekarang lebih fokus pada populisme dan politik budaya ketimbang konservatisme tradisional.

Dan para pemilih Republik yang bersimpati pada sikap membela konstitusi negara memiliki pilihan kandidat lain, seperti sosok religius Tim Scott yang tidak memiliki keterkaitan dengan Trump.

“Kita semua memberikan penghargaan kepada (Pence) untuk mensertifikasi pemilu,” kata ahli strategi Partai Republik Sarah Longwell kepada Politico, merujuk pada keputusan menolak seruan Trump untuk membatalkan hasil pemilu AS 2020

“Tapi ia juga berdiri di samping Donald Trump dan menormalkan serta memvalidasinya selama empat tahun, sementara Trump bersikap kasar selama masa kepresidenan,” lanjutnya.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Kompas.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *