Badai Pasir Hantam China, Picu Polusi Parah Bikin Warga Siaga

Warga China diminta bersiaga setelah polusi parah melingkupi ibu kota negara itu, Beijing, akibat badai pasir pada Senin (10/4).

Badan Meteorologi Beijing mengeluarkan peringatan kuning terkait badai pasir dan angin di wilayah itu. Masyarakat diminta mengambil tindakan pencegahan guna mengantisipasi kondisi tersebut.

“Frekuensi badai pasir tahun ini, dibandingkan dengan musim semi lainnya, merupakan yang tertinggi untuk Beijing dalam 10 tahun terakhir,” kata Direktur Institute for Public and Environmental Affairs, Ma Jun, seperti dikutip South China Morning Post.

Diberitakan CNN, sejumlah foto menunjukkan Beijing diselimuti awan kabut oranye pada Senin yang menggantung tebal hingga Selasa (11/4), meski kondisi sudah mulai reda. Ini merupakan badai pasir parah keempat dalam sebulan dan kedelapan dalam setahun yang dialami Beijing.

Pada Senin, Pusat Pemantauan Ekologi dan Lingkungan Kota Beijing mencatat indeks kualitas udara ibu kota melonjak ke tingkat “sangat tercemar.”

Konsentrasi partikel PM10 melebihi 1.321 mikrogram per meter kubik pada pukul 21.00, menurut badan tersebut. Jumlah ini hampir 30 kali pedoman rata-rata harian yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 45 mikrogram per meter kubik.

PM10 adalah partikel polusi berdiameter kurang dari 10 mikrometer yang dapat mengiritasi mata, hidung, dan menjalar ke paru-paru.

Tak hanya PM10, partikel PM2,5 juga sempat tercatat di Beijing selama sekitar 48 jam terakhir. Partikel yang lebih kecil ini bisa tembus hingga lebih dalam di paru-paru manusia dan berpotensi masuk ke aliran darah.

Badan Nasional dan Padang Rumput China mengatakan badai pasir ini disebabkan pasir dan debu dari bagian selatan Mongolia dan bagian barat Mongolia Dalam terbawa angin ke tenggara.

Beijing sering dilanda badai pasir saat musim semi tiba, dengan kabut asap yang kian diperburuk peningkatan aktivitas industri dan deforestasi di seluruh China Utara.

Badai pasir terparah di Beijing sepanjang tahun ini yaitu pada 22 Maret, ketika partikel PM10 mencapai 1.667 mikrogram per kubik, menurut Pusat Pemantauan Ekologi dan Lingkungan Kota Beijing.

Saat badai kali ini, daerah yang terdampak sebetulnya bukan cuma Beijing, tetapi juga daerah selatan Shanghai hingga Heilongjiang, provinsi paling utara China, menurut Observatorium Meteorologi Pusat China.

Daerah lain yang terdampak termasuk Xinjiang, Mongolia Dalam, Gansu, Ningxia, Shanxi, Hebei, Tianjin, Shandong, Henan, Jiangsu, Anhui, dan Hubei.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *