Awas! Pesta Pora Emas Terancam Bubar Karena The Fed
Setelah berpesta pora pekan lalu, emas akan menjalani periode yang sangat menentukan pekan ini.
Keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dalam rapat pekan ini akan menentukan apakah jalan emas akan lapang atau terjal ke depan.
Seperti diketahui, The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu pekan ini waktu AS (21-22/3/2023).
Dalam setahun terakhir, harga emas hampir selalu ambles begitu The Fed menggelar rapat dan menaikkan suku bunga acuan.
Pasalnya, kenaikan suku bunga akan membuat dolar AS diburu dan menguat tajam. Hal ini tentu berdampak buruk ke emas karena emas semakin tidak terjangkau untuk investasi.
Rapat The Fed pekan ini sangat ditunggu mengingat pertemuan digelar di tengah krisis perbankan AS.
Berdasarkan perangkat FedWatch miliki CME Group pelaku pasar melihat ada probabilitas sebesar 62% The Fed akan menaikkan suku bunga 25 bps pada pertengahan pekan ini.
Sementara itu, 38% probabilitas sisanya melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya.
Jika The Fed memang hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps seperti keinginan pasar maka harga emas bisa kembali terbang. Sebaliknya, emas bisa terancam jatuh jika The Fed tetap agresif dengan menaikkan suku bunga 50 bps.
Pada perdagangan hari ini, harga emas anjlok. Merujuk pada Refinitiv, harga emas global pada perdagangan Senin (20/3/2023) pukul 05: 50 WIB ada di posisi US$ 1.976,58 per troy ons.
Harganya anjlok 0,57% dibandingkan pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu.
Harga Emas (US$/Troy Ons)
Kinerje emas pagi ini berbanding terbalik dengan pekan lalu.
Harga emas mencatatkan sejumlah rekor impresif pada pekan lalu. Pada penutupan perdagangan Jumat (17/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.987,93 per troy ons. Harga sang logam mulia terbang 3,59%. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 10 Maret 2022 atau setahun terakhir.
Kenaikan sebesar 3,59% sehari pada Jumat kemarin juga menjadi rekor tersendiri. Kenaikan sebesar 3,59% adalah yang tertinggi sejak 24 Maret 2020 atau tiga tahun terakhir di mana pada tanggal tersebut emas terbang 3,67% sehari.
Dalam sepekan, harga emas melambung 6,43%. Penguatan sebesar 6,43% juga menjadi rekor terbaiknya sejak Maret 2020 atau tiga tahun terakhir. Pada pekan terakhir Maret 2020 (23-27 Maret 2020), harga emas terbang 8%.
Pada pekan lalu, harga emas terbang setelah AS dan Eropa digoyang krisis perbankan. AS guncang setelah Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank tumbang sementara Eropa digoyang krisis Credit Suisse.
“Emas bersinar terang dalam situasi chaos seperti ini karena investor memilih berhati-hati,” tutur analis FXTM, Lukman Otunuga, dikutip dari Reuters.
Berkah emas berlanjut karena data inflasi AS dan indeks harga produsen (IPP) juga melandai. Inflasi AS melandai ke 6% (year on year/yoy) pada Februari 2023.
Sementara itu, IPP melandai menjadi 4,6% (yoy) pada Febuari 2023 atau terendah sejak Maret 2021. Indeks jauh lebih kecil dibandingkan pada Januari 2023 (5,7%) ataupun ekspektasi pasar sebesar 5,4%.
Data-data inflasi dan krisis itulah yang masih bisa menjadi penopang harga emas. Dengan inflasi yang melandai dan krisis yang berkembang, pasar juga optimis The Fed tidak akan ‘galak’.
Apa yang terjadi di AS saat ini bahkan membuat kepercayaan konsumen jatuh tajam. Data University of Michigan menunjukkan indeks kepercayaan konsumen pada Maret turun ke 63,4, dari 67 pada Februari 2023.
“Harga emas melonjak karena kekhawatiran pasar mengenai krisis perbankan serta ekspektasi The Fed akan melunak,” tutur analis independen Tai Wong, dikutip dari Reuters.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Okezone.com