Harga Minyak Jatuh usai Silicon Valley Bank Runtuh
Harga minyak tergelincir lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Senin (13/3). Pelemahan terjadi menyusul runtuhnya Silicon Valley Bank mengguncang pasar ekuitas dan menimbulkan kekhawatiran akan krisis keuangan baru.
Dilansir Reuters, Selasa (14/3), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei merosot US$2,01 atau 2,4 persen ke US$80,77 per barel. Selama sesi perdagangan, harga Brent sempat terperosok ke US$78,34 per barel, terendah sejak awal Januari.
Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April terpangkas US$1,88 atau 2,3 persen ke US$74,80 per barel.
Pemerintah AS menyiapkan langkah-langkah darurat pada Minggu (12/3), untuk menopang kepercayaan pada sistem perbankan setelah kekhawatiran penularan dari kegagalan Silicon Valley Bank menyebabkan penjualan aset-aset AS pada akhir pekan lalu. Terlebih, Signature Bank yang berbasis di New York juga ditutup pada Minggu (12/3).
Keruntuhan SVB Financial memicu kekhawatiran tentang risiko bank-bank lain akibat kenaikan suku bunga The Fed yang tajam selama setahun terakhir. Hal itu juga memicu spekulasi tentang apakah bank sentral dapat memperlambat laju pengetatan moneternya.
“Agak mengejutkan hari ini melihat penurunan besar dalam minyak mengingat fakta bahwa The Fed kemungkinan besar akan lebih sulit menaikkan suku bunga secara agresif dan itu akan menyebabkan pelemahan dolar AS,” ujar analis Price Futures Group Phil Flynn.
Indeks dolar, yang mengukur terhadap enam mata uang lainnya, turun hampir satu persen usai merosotnya imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek.Pelemahan dolar AS membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan biasanya mendukung harga minyak.
Sementara itu, Badan Informasi Energi mengungkapkan produksi minyak mentah di tujuh cekungan serpih AS terbesar diperkirakan naik pada April ke level tertinggi sejak Desember 2019.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Suara Riau