Harga Minyak Diperkirakan di Kisaran US$84-US$89 Tahun Ini
Rata-rata harga minyak dunia jenis Brent diperkirakan mencapai US$89,37 per barel, sementara itu untuk jenis WTI US$84,84.
Perkiraan itu dibuat berdasarkan hasil survei Reuters terhadap 30 ekonom dan analis. Untuk Brent, perkiraan tersebut 4,5 persen lebih rendah dari konsensus yang sebesar US$93,65 per barel.
Sementara itu untuk WTI, perkiraan itu lebih rendah dibanding konsensus bulan sebelumnya yang US$87,80 per barel.
Ekonom dan analis mengatakan harga itu naik tipis dibandingkan 2022. Pergerakan harga dipicu tarik menarik sentimen.
Pertama, sentimen yang melemahkan harga minyak datang dari kondisi ekonomi global yang semakin gelap dan gejolak covid-19 di China. Hal itu kata mereka mengancam pertumbuhan permintaan sehingga menekan harga minyak.
Kedua, sentimen yang menguatkan datang dari penurunan pasokan yang disebabkan oleh sanksi sejumlah negara terhadap Rusia.
“Kami memperkirakan dunia akan tergelincir ke dalam resesi pada awal 2023 karena dampak inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga sudah terasa,” kata Asisten ekonom di Capital Economics Bradley Saunders.
Harga minyak Brent telah turun lebih dari 15 persen sejak awal November dan diperdagangkan di level US$84 per barel pada Jumat (30/12) lalu sebagai imbas dari kekhawatiran pasar atas lonjakan kasus covid di China.
“Pasar minyak masih ketat meskipun prospek permintaan global melemah karena kekhawatiran resesi semakin liar,” kata analis senior OANDA Edward Moya.
Ia menambahkan China akan menjadi fokus utama pada kuartal pertama tahun depan.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia